Mohon tunggu...
Nabilah Putri Anggraeni
Nabilah Putri Anggraeni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sekolah Vokasi IPB Komunikasi'58

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Lonjakan Covid-19 Tidak Kunjung Membaik

12 Juli 2021   13:50 Diperbarui: 12 Juli 2021   14:52 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Maraknya pelonjakan kasus Covid-19 terjadi sekitar dua hingga tiga minggu setelah libur lebaran pada bulan Mei 2021 dikarenakan oleh mobilitas yang dilakukan oleh sebagian massa yang melakukan ritual pulang kampung. Lonjakan kasus terhitung sejak tanggal 7 Juni 2021 hingga pada saat ini akhirnya pemerintah menetapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di sekitar Jawa dan Bali yang dimulai pada tanggal 3 hingga 20 Juli 2021. Presiden Joko Widodo menetapkan PPKM Darurat guna menanggulangi pelonjakan kasus aktif Covid-19 yang semakin meningkat, berdasarkan data persebaran Covid-19 per tanggal 1 Juli 2021 terjadi 24.836 kasus baru di Indonesia. Tempat umum seperti area wisata dan ruang publik ditutup sementara, kegiatan di ruang ibadah dan kesenian turut ditutup dan dilakukan di rumah masing-masing.

Varian Covid-19 Beranak-pinak

Lebih dari tiga varian Covid-19 berada di Indonesia, khususnya di Ibukota DKI Jakarta. Dengan tingkat penularan paling tinggi dijajaki oleh varian Alpha, Beta, serta Delta. Masing-masing berasal dari Inggris, Afrika Selatan, dan India. Varian Covid-19 terus bermutasi, bahkan satu varian dapat memiliki lebih dari satu mutasi sehingga varian tersebut terlihat berbeda daripada varian yang lainnya. Menurut WHO, varian Alpha memiliki kemampuan menular dan menyebar lebih cepat, dan juga dapat mengakibatkan gejala lebih berat dengan resiko rawat inap lebih besar daripada varian Covid-19 pada awal ditemukannya, serta tingkat penularan sebesar 43-90% lebih menular.

Gelombang Kedua Lebih Ganas

Gelombang kedua Covid-19 yang menyapu Indonesia lebih ganas dan lebih mengerikan kedatangannya. Erlang, ahli paru RSUP Persahabatan mengatakan bahwa pasien terus berdatangan sementara setengah dari rekan-rekan dokter jatuh sakit, ia mengaku kewalahan menangani gelombang kedua yang tidak terduga akan seperti ini. 

24.836 kasus yang terjadi pada tanggal 1 Juli 2021 adalah jumlah kasus baru terbesar yang terjadi di Indonesia terhitung semenjak awal pandemi dimulai. Survey terkini Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengungkapkan bahwa 82% tenaga medis di seluruh negeri mengalami burnout, yaitu kondisi dimana seseorang merasa kelelahan baik fisik maupun mental, seseorang yang mengalami burnout akan merasa stres berat.

Tak hanya tenaga medis, namun fasilitas seperti ICU sudah tidak memadai dan tidak mendukung untuk merawat inap pasien Covid-19 maupun pasien non Covid-19. Pasien dengan gejala sedang hingga berat, sangat membutuhkan pertolongan ICU. Namun, beberapa diantaranya tidak mendapat tempat karena tempat yang tersedia sudah terisi penuh dengan pasien-pasien sebelumnya sehingga nyawa pasien tidak tertolong. Kelangkaan oksigen pun terjadi. Pasien Covid-19 yang mengalami gejala sesak napas tentunya membutuhkan oksigen, namun kini terjadi kelangkaan oksigen sehingga sulit ditemukan.

Himbauan Tegas Penggunaan Double Masker dan Vaksinasi

Kini pemerintah tak hanya menghimbau untuk menjaga imunitas tubuh, himbauan kepada masyarakat untuk menggunakan masker ganda telah dicanangkan kepada masyarakat. Penggunaan masker ganda dilakukan dengan cara memakai masker medis dan masker kain, hal tersebut terhitung lebih efektif untuk mencegah penyebaran virus Covid-19 daripada hanya menggunakan masker medis saja, tanpa di-double dengan masker kain. 

Namun, beberapa masker tidak dapat digunakan sebagai masker ganda, seperti masker N95 karena penggunaan masker N95 ditambah dengan masker lainnya dapat mengakibatkan penggunanya lebih sulit untuk bernapas. Maka dari itu, penggunaan masker N95 digunakan tanpa digandakan dengan masker lainnya.

Tak hanya penggunaan dua masker, program vaksinasi juga digaungkan oleh pemerintah guna mencegah penyebaran virus Covid-19 di Indonesia. Tidak hanya untuk kalangan dewasa yang berumur 18-59 tahun, kini, remaja berusia 12-17 tahun dapat melakukan vaksinasi. Terdapat beberapa jenis vaksin yang ada di Indonesia, diantaranya Sinovac dan Astrazeneca. 

Program vaksinasi dilakukan dua kali dengan rentang waktu yang berbeda, hal tersebut bergantung pada jenis vaksin yang dilakukan pada dosis pertama. Dosis kedua untuk vaksin Sinovac dapat dilakukan setelah 28 hari dari vaksin pertama, sedangkan untuk vaksin Astrazeneca dapat dilakukan dosis kedua setelah 12 minggu setelah vaksin pertama.

Pada akhirnya, sebagai warga masyarakat yang baik, sudah sepatutnya kita melakukan anjuran dari pemerintah. Yaitu untuk tetap di rumah apabila keperluan tidak mendesak, menggunakan masker, menjaga jarak, dan juga selalu mencuci tangan setiap kali bepergian ke tempat-tempat tertentu. Tidak lupa pula untuk menjaga imun tubuh agar tetap sehat, makan makanan yang bergizi dan istirahat yang cukup. Lakukan penggandaan masker, dan juga vaksinasi agar tubuh kita lebih terjaga dari ancaman virus Covid-19 yang sedang merajalela sekarang ini.

Ditulis oleh Nabilah Putri Anggraeni

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun