Mohon tunggu...
jem sontarna
jem sontarna Mohon Tunggu... Aparatur sipil negara -

stay cool

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Nama Bandara “Kuala Namu International Airport”, Sebuah Win-win Solution

27 Juli 2013   23:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:57 1008
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tepat pukul 05.00 WIB Bandara Kualanamu resmi beroperasi. Penerbangan perdana dilakukan oleh Maskapai Garuda Indonesia. Bandara Kualanamu beroperasi dengan lancar. Warga Sumatera Utara menunggu kurang lebih 18 tahun hingga bandara Kualanamu beroperasi, di mana sejak 1994 pembebasan tanah sudah dilakukan.

Bila kita melihat sedikit ke belakang,sekitar beberaapa tahun yang lalu,sempat terjadi diskusi panjang yang melibatkan berbagai pihak mengenai penamaan bandara kuala namu ini. Masyarakat Sumut merupakanmasyarakat yang sangat heterogen, terdiri dari berbagai suku, agama dan latar  belakang sejarah yang berbeda . Masing-masing kelompok tersebut tentu memiliki tokoh dan pahlawan yang mereka banggakan.Dan tentu saja masing-masing dari mereka ingin supaya tokoh pujaan mereka itu dijadikan nama bandara yang merupakan kebanggaan orang Sumut ini.

Sekitar tahun 2009 Pemerintah daerah pernah mengusulkan nama Sisingamangaraja XII,namun tentu saja nama ini sangat tidak sesuai dengan kondisi masyarakat sumatera utara,apalagi masyarakat di sekitar medan dan deli serdang,karena kita ketahui bersama Sisingamangaraja XII itu berasal dari Tapanuli,dan pada saat itu pun saudara-saudara kita dari Tapanuli sedang giat-giatnya mengusulkan pembentukan provinsi sendiri yang terpisah daari sumatera utara.

Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Edie Nuryoto sendiri sekitar setahun lalu pernah mengusulkan kepada Gubernur Sumatera Utara supaya nama Pahlawan Nasional dari Sumut dipertimbangkan menjadi nama Bandar Udara . Ketujuh Pahlawan Nasional tersebut : Adam Malik, Kiras Bangun, Tengku Amir Hamzah, Mohammad Hasan, Abdul Haris Nasution, Dr Ferdinand Lumban Tobing dan Raja Sisingamangaraja XII.Sedangkan pihak DPRD Sumut sekitar akhir tahun lalu,melalui pansus yang telah dibentuk,telah menerima 15 nama untuk diseleksi menjadi nama bandara,dan setelah dievaluasi melalui berbagai kajian serta pertimbangan , akhirnya Tim Pansus DPRD Sumut menyimpulkan bahwa ada lima nama yang direkomendasikan pengusulannya kepada pimpinan dewan. Kelima nama tersebut yakni, Bandar Udara Internasional Kuala Namu (Kuala Namu Internatiopnal Airport), Bandar Udara Sultan Serdang, Bandara Udara Tengku Amir Hamzah, Bandar Udara Sisingamangaraja XII serta Bandara Udara Jenderal H Abdul Haris Nasution.

Dan pada saat itu,mayoritas dari mereka menyetujui nama , Bandar Udara Internasional Kuala Namu (Kuala Namu Internatiopnal Airport).hal ini diambil tentu saja untuk menjaga keutuhan warga sumut.Dengan semangat untuk tetap menjaga ke-bhineka-an,memang nama inilah nama yang paling cocok,sehingga tidak ada pihak/kelompok yang merasa menang atau kalah.Dan yang terpenting,pemberian nama ini tentu saja menghindarkan masyarakat Sumut dari sentimen SARA,sebagai mana yang pernah terjadi dulu pada saat pemberian nama tahura pada tahun 80-an.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun