Dalam pekerjaannya menusia menempelkan pikiran dan kemauannya pada materi atau tata alam, yang oleh Sang Pencipta telah dipercayakan kepadanya sebagai lapangan kerja. Dengan berbuat demikian, manusia membuktikan bahwa ia bukan makhluk yang hanya memiliki kejasmanian. Ia mahkluk jasmani – rohani yang mengungkapkan kerohaniannya ke dalam materi.
Berkat kerjanya masih menurut Veeger, hutan belukar menjadi sawah, bunyi suara yang semula tidak dimengerti menjadi bahasa, kayu menjadi bangunan, kebersamaan fisik menjadi desa, kota, masyarakat dan sebagainya. Demikian halnya lahir pula pertanian, peternakan, industry, komunikasi, transportasi, pemerintahan, kesenian, dll. Ditambahkan pula, bahwa manusia harus bekerja untuk membangun dan menegakkan dunianya.
Sementara dalam pengertian “kerja” sebagai “nasib” menurut Veeger (1992), bahwa dengan kerja sebagai nasib dimaksudkan, adalah kerja dihayati sebagai kewajiban bawaan yang tak terelakkan. Di zaman Kekaisaran Romawi, kerja khususnya kerja tangan atau kasar, dipandang sebagai nasib kaum budak, mereka dikodratkan untuk bekerja berat. Malah, menurut Aristoteles, mereka lebih mirip dengan binatang daripada manusia.
Dari uraian yang cukup panjang mengenai makna kerja di atas, maka dapat dikatakan bahwa tentunya “Kerja” yang dimaksudkan Jokowi, mungkin tidak berlebihan untuk disalah artikan, adalah kerja sebagai suatu tindakan nyata yang berkesinambungan dan bermanfaat bagi rakyat yang merupakan hasil dari suatu perencanaan yang matang dari Kabinet – Pemerintahannya (pengertian atau maksud ini tentunya tidak termasuk dengan adanya pengaruh secara politis atau yang menjadi ukuran kinerja individu dari para Menteri/Pejabat Tinggi Negara yang selevel lainnya yang terkadang harus diganti/diperhentikan, dsb oleh Presiden sesuai hak/kewenangannya), demi pembangunan Indonesia – dunia dan hidup manusia (rakyat Indonesia) yang berkualitas sebagaimana pemikiran Magnis tentang arti kerja dalam penjelasan sebelumnya.
Dan dengan itu (kerja), maka tentunya harapan kita semua pula sebagaimana yang dimaksudkan sebagai berkat kerja oleh Veeger di atas, yang mana seiring kemajuan dan perkembangan jaman dewasa ini, berkatkerja tsb dapat pula berupa kemajuan/pemanfaatan teknologi informasi (TI) – digital guna mempermudah orang – rakyat dapat memperoleh informasi – pengetahuan – layanan dari pemerintah atau lembaga swasta lainnya, dari atau di mana dan kapan saja, seperti yang telah Jokowi lakukan (kerjakan) atau terapkan dan terasa manfaatnya oleh rakyat dalam 2 tahun kepemimpinannya, melalui berbagai programnya lewat lembaga-lembaga kementerian dan non kementerian yang ada dalam jajaran Kabinet Kerjanya
Termasuk di dalamnya seluruh Pemerintah Daerah (Provinsi, Kabupaten/Kota) atau menegaskan/memotivasi rakyat dan jajaran pemerintahannya lagi pada setiap peringatan HUT RI (2015 dan 2016) melalui tema-temanya yang berkaitan dengan “kerja” seperti uraiannya di atas. Dan program atau hasil kerjanya yang berkaitan dengan TI untuk maksud sebagaimana yang diutarakan sebelumnya, misalnya KIP: Kartu Indonesia Pintar dan KIS: Kartu Indonesia Sehat, perijinan online, pajak online, e-budgeting, e-government, pengawasan/pemberantasan pungli – KKN, dan lainnya, baik sebagai kelanjutan/penyempurnaan dsb dari beberapa program yang serupa dari rezim pemerintahan sebelum-sebelumnya, seperti BPJS, informasi lalu-lintas/perhubungan, perbankan/transaksi online – ATM, layanan SIM, pendidikan jarak jauh – online (UT), dll.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H