Sejarah mencatat, Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat memiliki bregada kesatuan prajurit Putri bernama LANGENKUSUMA, yang jago menembak dan menggunakan senjata jemparingan.Â
Pasca jatuhnya Kraton Jogja ke tangan pasukan Ingris, Kraton Jogja dijarah habis-habisan, termasuk data-data tentang bregada Langenkusuma juga hilang. Kita tidak tahu lagi seperti apa busananya, aba-aba / perintah komandonya, dan lain-lain.
Pameran SUMAKALA, dasawarsa temaram (kraton) Yogyakarta, yang sedang berlangsung saat ini sampai akhir Januari tahun depan, memunculkan titik-terang tentang busana, senjata, dan sepenggal cerita yang melingkupi korps elite Kasultanan Ngayogyakarta yang anggotanya semua putri ini.
02 November 2022 lalu saya bersama istri berkesempatan melihat pameran SUMAKALA, di Bangsal Pagelaran Kraton Yogyakarta.Â
Pameran kali ini mengambil kala-masa Sri Sultan Hamengku Buwono ke-3 dan ke-4. Sedianya akan digelar dari tanggal 29 Oktober 2022 hingga 29 Januari 2013, dari pukul 08.30 – 14.00 WIB (hari Senin tutup)
Sepertinya, ini merupakan series kelanjutan pameran tahun 2020 lalu yang bertajuk Sang Adiwira, yang mengambil waktu sejarah Sri Sultan Hamengku Buwono ke-2.
Sesuai temanya : SUMAKALA, dasawarsa temaram (kraton) Yogyakarta, pameran kali ini banyak menceritakan sejarah suram yang terjadi di Yogyakarta, saat usai geger Sepehi.
Kekalahan Perang & Penjarahan Besar-besaran
Pasukan Inggris dan Sepoy sengaja dengan kasar menjarah keraton Jogja. Banyak pangeran dipaksa menyerahkan keris pribadi mereka, dan lebih dari 4 hari keraton dijarah. Barang-barang berharga diangkut ke karesidenan dengan pedati dan kuli panggul.
Beberapa alat persenjataan, satuan-satuan wayang, semua gamenlan, arsip, dan juga naskah-baskah menjadi barang rampasan yang digemari oleh para perwira Inggris. Tidak dapat dibayangkan, keraton benar-benar carut marut.
Terlepas dari tema suram yang dipilih kraton Yogyakarta tahun ini, disalah-satu sudut ruang pamer ada 'penampakan' sosok putri berbaju janggan warna kuning emas, lengkap dengan senjata busur panah, pistol, dan  wedhung (senjata semacam belati atau golok kecil yang memiliki gagang pengait di salah satu sisi sarungnya).
Ini adalah rekonstruksi prajurit putri Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat yang benama bregada LANGEN KUSUMA. Korps prajurit ini terdiri dari putri-putri bangsawan yang mahir menembakkan pistol sembari menunggang kuda, dan memanah (jemparingan).
Tercatat : Ratu Ageng, permaisuri Sri Sultang Hamengku Buwono ke-1 adalah komandan pertama bregada Langen Kusuma di awal pemerintahan Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Pada 20 Juni 1812, salah satu prajurit Langen Kusuma mampu mengalahkan Lettu Hector Maclean, dari Resimen Infanteri Inggris, saat letnan Skotlandia itu hendak menculiknya sebagai rampasan perang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H