Mohon tunggu...
Jeminah Santati
Jeminah Santati Mohon Tunggu... Guru - Guru Agama Buddha, Kepala PAUD Pelopor Duri, dan Upasika Pandita

Guru Agama Buddha, Kepala PAUD Pelopor Duri Riau, dan Upasika Pandita

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Meditasi Mencerdaskan Pikiran

26 Februari 2021   09:42 Diperbarui: 26 Februari 2021   09:50 748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh : Jeminah.S.Pd.,M.M.Pd

Banyak orang berbicara tentang meditasi tetapi masih ada yang tidak tahu apa itu meditasi. Meditasi dalam bahasa Sansekerta atau Pali disebut Bhavana. Dalam (Majjhima Nikaya1.301) meditasi disebut Samadhi artinya keadaan batin dan cara untuk melihat batin. 

Samadhi disebut juga pikiran terpusat. Saat ini penduduk dunia terutama negara barat sudah tertarik dengan meditasi dasarnya tentu mengurangi stres. Meditasi merupakan ajaran terbesar Buddha, namun bersifat universal sehingga semua orang beragama apa saja, beragama atau tidak, dapat mempelajarinya tanpa mengubah keyakinan tertentu. Ada dua jenis meditasi yaitu Samatha dan Vipassana Bhavana.

Teja SM Rasyid ( 1993:7 ) menyatakan

Syarat meditasi benar terdiri dari: Tekad yang kuat untuk berlatih, Memiliki moral yang baik, sehat jasmani dan batin, Tempat tenang tidak terganggu oleh binatang dan serangga, waktu senggang, guru pembimbing yang sesuai, buku pedoman meditasi, objek meditasi yang sesuai, posisi tubuh rileks, suhu nyaman dan memiliki teman bermoral yang senang bermeditasi. 

Gangguan meditasi ada dua jenis yaitu batin dan fisik. Gangguan batin terdiri dari: kemalasan dan kelesuan batin, keragu-raguan, kegelisahan dan kekhawatiran, kesenangan nafsu indra dan itikad jahat. Gangguan meditasi secara fisik ada 10 jenis yaitu : Tempat tinggal, keluarga, pendapatan, para siswa, kegiatan, bepergian, kerabat, sakit, belajar dan kemampuan batin.

Meditasi akan berhasil dengan baik apabila meditator mengenal watak atau carita sendiri terdiri dari: Raga, Dosa, Moha, Vitaka, Saddha, Budhi dan Sabba Carita. Meditator pemula disarankan menggunakan Objek Samatha. Ada Empat puluh jenis terdiri dari : 10 wujud benda, 10 wujud kekotoran, 10 macam perenungan, empat keadaan yang tidak terbatas, satu perenungan terhadap makanan yang menjijikan, satu analisa terhadap ke empat unsur yang ada dalam badan jasmani, dan empat perenungan tanpa materi. Bagi yang sudah memiliki kemajuan batin dapat langsung menggunakan Objek jasmani atau batin. Waktu yang tepat untuk meditasi pagi hari jam 04.00-07.00 Malam hari 17.00-22.00 wib.

Bagian yang tidak terpisahkan adalah menjalankan delapan latihan moral terdiri dari: menghindari membunuh, menghindari mengambil barang milik orang lain yang tidak diberikan, menghindari asusila, menghindari berbohong, menghindari makan dan minum yang memabukan sehingga lemahnya kesadaran, menghindari makan setelah jam 12 siang, menghindari menggunakan wangi-wangian untaian bunga borehan dan sejenisnya yang bertujuan mempercantik diri, menghindari penggunakan tempat tidur yang tinggi dan mewah. Paritta Suci Sangha Theravada Indonesia (1994:59) .

Bagi pemula, hari pertama memang sangat membosankan karena pada kehidupan sehari-hari orang sibuk dengan berbagai aktivitas, sedangkan pada acara Vipasana itu semua diletakkan. 

Selama tujuh hari tujuh malam mengurangi bicara, membaca, dan menulis. Berpindah dari tempat duduk yang satu ke tempat duduk yang lain, dari duduk, berdiri, berjalan dan berbaring semua metode sudah dicoba tetapi pikiran belum tenang. Hari keempat, kelima dan ke enam meditator akan merasakan ketenangan pikiran yang luar biasa, sehingga waktu tujuh hari terasa sangat singkat.

Ide-Ide cerdas tentang kemajuan atau pemecahan masalah diri sendiri, keluarga, pekerjaan, perusahaan atau yang lain yang tersimpan dalam memori alam bawah sadar akan muncul dan mengalir satu persatu melalui pikiran yang jernih. Ketenangan batin dihasilkan melalui Samatha bhavana, sedangkan kesucian batin dihasilkan melalui Vipassana bhavana. 

Dengan tercapainya tahap kesucian pikiran, batin telah siap melepaskan kehidupan duniawi. Pada tahap ini batin telah memiliki mata kebijaksanaan, yang mampu melihat hakekat yang sesungguhnya dari alam kehidupan dan dengan demikian mencapai jalan menuju lenyapnya dukkha atau penderitaan. 

Meditator yang berhasil akan memiliki usia panjang, rupa yang bagus, bahagia, mempunyai kekuatan, dan terlahir di alam surga. Kepada umat buddha terutama guru agama, mari kita berlatih menjalankan uposatha (berpuasa dalam agama buddha) dan meditasi secara rutin untuk mencapai pembebasan batin, Nirvana.

Hendaknya orang terlebih dahulu mengembangkan diri sendiri dalam hal-hal yang patut, dan selanjutnya melatih orang lain. Orang bijaksana yang berbuat demikian tak akan dicela. (Dhamapada Atta vagga: 158 )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun