Mohon tunggu...
Jemilov
Jemilov Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Terdiam bukan berarti menyerah, hanya sekedar merenung mengevaluasi diri dan menyusun kepingan asa yang sedikit melemah.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tantangan Perang Terbuka OPM dan Masyarakat papua

3 Juni 2015   13:27 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:22 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

“Karena Presiden mengklaim Papua aman, jadi kita hajar sipil, pengusaha kioskah, tukang ojekkah, buruh bangunankah, PNSkah yang penting pendatang” Ujar puron.(Viva.co.id)

Miris! Kedua kalinya. Ketika menghilangkan nyawa manusia menjadi hal yang mudah. Dimanakah para penggiat HAM yang selama ini selalu lantang menyuarakan hak-hak manusia? Apakah karena yang melakukannya orang-orang OPM lantas mereka tiarap terhadap apa yang selama ini mereka lakukan? Ataukah karena adanya kesamaan donatur? sehingga mereka berusaha menutup mata, ‘takut’ jika tak ada aliran dana ke kas mereka.

Bahkan ketika itikad baik presiden menyatakan papua aman agar menarik minat investor untuk investasi disana. Tentu hal ini akan menggerakkkan roda perekonomian Papua agar menjadi berkembang dan semakin maju. Bukan tidak mungkin disaat nanti kemajuan perekonomian di papua mengalahkan daerah-daerah lain yang sudah lebih dulu bergerak.

Bukankah kita sudah mendengar komitmen Presiden untuk memajukan masyarakat papua dengan meningkatkan pembangunan infrastruktur agar menunjang sektor ekonomi. Lalu jika sebagian warga papua malah menabuh genderang perang, masihkah ada orang yang mau membangun papua ketika mereka tahu keamanan mereka tidak pasti?

Bukankah kerja-sama semua pihak akan menghantarkan suatu bangsa pada kemajuan? Jika tak ada kerja-sama, hal itu mustahil terwujud!.

Satu sisi pemerintah menjamin rasa aman, di sisi lain sebagian masyarakat asli papua malah memberikan teror ‘kematian’ kepada pendatang. Sementara pembangunan tidak akan terjadi jika tidak ada pendatang. Bukankah dengan adanya pendatang, pribumi bisa belajar dan berkompetisi banyak hal untuk memajukan daerahnya!.

Ketika OPM terus menebarkan teror dan ancaman di bumi cendrawasih, bisakah pembangunan infrastruktur, pendidikan dan laju perekonomian terus berkembang? Saya rasa tidak! Karena semua yang  dilakukan akan di halangi oleh mereka (OPM). Siapa yang dirugikan? Negara dan masyarakat papua tentunya. Laju pertumbuhan mereka akan terus terhambat dari sektor apapun. Bahkan masyarakat yang tinggal di pedalaman akan tetap sulit terjangkau karena faktor keamanan.

Sementara pimpinan OPM, mereka bisa hidup layak bahkan lebih baik. Karena mereka biasanya tinggal di luar negeri. Tentu saja, pemberontak yang merupakan kepanjangan tangan mereka hidup dari merampas harta penduduk setempat, atau bisa juga minta dengan paksa terhadap warga pribumi untuk ikut menjadi bagian dari mereka.

Miris! Karena dalang dari pemberontak itu sendiri tidak akan mau tahu bagaimana sesungguhnya susahnya hidup bersembunyi di hutan-hutan. Tanpa masa depan yang pasti. Bahkan mungkin tanpa keluarga.

Apalagi dalang dari dalang-dalang tersebut, akan lebih menguntungkan jika tujuan mereka tercapai. Bukankah mereka akan senang ketika NKRI terpecah-pecah! Tertawa terbahak-bahak. Sementara masyarakat papua masih terus terseok-seok membangun harapan.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun