Merkantilisme, merupakan sebuah teori ekonomi yang berakar pada abad ke-16 dan ke-17, menganjurkan bahwa kekuatan negara dapat ditingkatkan melalui peningkatan ekspor dan penurunan impor. Meski tampak kadaluwarsa, prinsip-prinsip merkantilisme masih relevan dalam konteks modern, khususnya dalam konflik teknologi antara Amerika Serikat dan China.
Konflik ini telah mempengaruhi dinamika global, merupakan perwujudan dari merkantilisme di era digital. Amerika Serikat, dalam upaya untuk mempertahankan dominasi teknologinya, telah menerapkan berbagai bentuk proteksionisme terhadap China. Ini mencerminkan prinsip merkantilisme, di mana negara berusaha melindungi industri domestiknya dari persaingan asing.
Tujuan dari penulisan artikel  untuk mengeksplorasi bagaimana prinsip-prinsip merkantilisme diterapkan dalam konflik teknologi ini dan apa dampaknya terhadap hubungan bilateral kedua negara serta perdagangan global.Â
Dalam penulisan artikel ini akan menjawab pertanyaan penelitian yang akan dijawab meliputi:
- Bagaimana merkantilisme mempengaruhi strategi AS dalam konflik teknologi ini?Â
- Apa dampak dari strategi ini terhadap hubungan AS-China dan dinamika perdagangan global?Â
- Apakah strategi ini berkelanjutan dalam jangka panjang?
Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, berharap penulisan artikel ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana prinsip-prinsip ekonomi kuno masih relevan dan berdampak dalam era digital modern.
Merkantilisme  berasal dari abad ke-16 dan ke-17, yang merupakan teori ekonomi yang mendorong negara untuk mengekspor lebih banyak dan mengimpor lebih sedikit untuk meningkatkan kekayaan dan kekuatan mereka. Meskipun merkantilisme sering dikaitkan dengan era kolonial, prinsip-prinsipnya masih relevan dan dapat dilihat dalam konflik teknologi antara Amerika Serikat dan China.
Dalam era digital saat ini, teknologi telah menjadi sumber kekuatan dan kekayaan baru. Negara-negara berusaha untuk mendominasi sektor teknologi, sering kali melalui taktik proteksionis yang mencerminkan prinsip-prinsip merkantilisme. Amerika Serikat, sebagai pemimpin teknologi global, telah menerapkan berbagai bentuk proteksionisme terhadap China dalam upaya untuk mempertahankan dominasinya.
Konflik teknologi antara AS dan China telah menjadi titik fokus dalam hubungan bilateral mereka dan telah mempengaruhi dinamika perdagangan global. Dari tuduhan spionase teknologi hingga larangan ekspor, konflik ini telah memicu perdebatan tentang peran merkantilisme dalam era digital dan dampaknya terhadap perdagangan dan hubungan internasional.
Dengan latar belakang tersebut, kita dapat lebih baik memahami bagaimana prinsip-prinsip merkantilisme diterapkan dalam konflik teknologi ini dan apa dampaknya terhadap hubungan bilateral kedua negara serta perdagangan global. Selanjutnya, kita akan membahas lebih lanjut tentang bagaimana merkantilisme mempengaruhi strategi AS dalam konflik teknologi ini dan apa dampak dari strategi ini terhadap hubungan AS-China dan dinamika perdagangan global.
Amerika Serikat, sebagai pemimpin teknologi global, telah menerapkan prinsip merkantilisme dalam bentuk proteksionisme teknologi terhadap China. Ini bukanlah suatu kebetulan, melainkan hasil dari kebijakan yang dipertimbangkan dengan matang dan strategi yang dirancang untuk mempertahankan dominasi AS dalam lanskap teknologi global.
Kebijakan dan tindakan ini mencakup berbagai langkah, mulai dari pembatasan ekspor teknologi canggih hingga larangan terhadap perusahaan teknologi China seperti Huawei dan ZTE. Langkah-langkah ini diambil dengan tujuan untuk melindungi dan mempromosikan industri teknologi domestik AS, mencerminkan prinsip dasar merkantilisme.