Wajah membisu...
Menatap cermin dalam lamun
Tanpa kata hanya mata
Terbuka berkaca-kaca
Ada retak...
Bukan pada cermin kaca
Bukan pada kayu lusuh berbentuk meja dan kursi usang
Tapi segores pada benak
Luka menganga
Beranak tiri di hati yang sembilu
Sengit bergumul
Antara nyata dan maya
Seorang bayi merengek dalam keranjang
Menendang - nendang kenyatanÂ
Dan sebotol susu tak lagi mereda tangis
Lalu pintu dibuka
Airmata tumpah ruah
Sang ayah pulang tanpa kataÂ
Menyentuh bahu sang istri
Lalu mereka berangkulan
Kontrakan..
Listrik...
Perut...
Anak...
Semua membaur dalam isak yang tertahan
Bayi yang cengeng...
Suami yang langgeng
Keranjang yang becek
Dan jam dinding yang merengek
Tak usah hirau
Walau suara parau
Buat apa kacau?
Kemarau ini masih akan berkicau
Mereka...menimang sang bayi
Mengisi lengan kepada tubuh yang rindu
Meninabobokan hari penuh kepenatan
Hhhhh....
Korona
Suatu musik penghantar keakraban
Antara kecut di batin yang bergumul
Karya: Jefry Daik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H