Lewati jeruji besi karena aku
Tertahan di bandara karena aku
Ditangkap polisi karena aku.
Memangnya aku yang berteriak?
Memangnya aku bersaksi?
Di kantong dompet kamu sembunyi diriku
Di alas sepatumu
Dalam kotak tehmu
Di paket COD-mu
Dalam rokokmu
Ditamanmu
Dimatamu...
Aku yang alami
Jadi barang haram
Ah... Manusia memang aneh
Memangnya untuk apa lagi uang dari hasil menjualku?
Beli sopi...beli laru... Beli mentega?
Atau roti untuk anak - anakmu?
Mobil tak mungkin.
Cuaca sedang tak mendukungmu.
Motor?
Lihat kan? Begal ada dimana- mana?
Ah... Benar...
Kamu menyelundupkanku untuk kesenanganmu sendiri
Karena kamu tidak mau kerja keras
Kamu suka duit gampang
Walau resikonya banyak
Kamu lebih suka kucing- kucingan
Dari pada kancing- kancingan
Lebih tersohor kalo berdompet tebal
Walay generasi yang kau rusak adalah calon binimu...calon iparmu... Calon  mantumu.
Kamu tidak peduli itu.
Bahkan sekalipun itu adalah teman baik anakmu.
Kamu terobos semua linj demi watak maksiatmu
Dan aku... Daun pepaya berjari lima berbatang ubi kayu ini... Hanya disebut dalam televisi.
Pamorku..tak pernah turun
Aku...alias Ganja....alasan kamu ada di sana....
Dalam rantai dosa tak berTuhan
*Tuhan tak mau karna ciptaan mulia Nya merusak Makhluk termulianya yang pintr tapi bodoh
Karya: Jefry Daik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H