Mohon tunggu...
jefry Daik
jefry Daik Mohon Tunggu... Guru - seorang laki - laki kelahiran tahun 1987

pernah menjadi guru pernah menjadi penjual kue pernah menjadi penjual tahu pernah menjadi penjual Nasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Si Pepaya Berjari Lima

9 Februari 2020   23:28 Diperbarui: 9 Februari 2020   23:58 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lewati jeruji besi karena aku

Tertahan di bandara karena aku

Ditangkap polisi karena aku.

Memangnya aku yang berteriak?

Memangnya aku bersaksi?

Di kantong dompet kamu sembunyi diriku

Di alas sepatumu

Dalam kotak tehmu

Di paket COD-mu

Dalam rokokmu

Ditamanmu

Dimatamu...

Aku yang alami

Jadi barang haram

Ah... Manusia memang aneh

Memangnya untuk apa lagi uang dari hasil menjualku?

Beli sopi...beli laru... Beli mentega?

Atau roti untuk anak - anakmu?

Mobil tak mungkin.

Cuaca sedang tak mendukungmu.

Motor?

Lihat kan? Begal ada dimana- mana?

Ah... Benar...

Kamu menyelundupkanku untuk kesenanganmu sendiri

Karena kamu tidak mau kerja keras

Kamu suka duit gampang

Walau resikonya banyak

Kamu lebih suka kucing- kucingan

Dari pada kancing- kancingan

Lebih tersohor kalo berdompet tebal

Walay generasi yang kau rusak adalah calon binimu...calon iparmu... Calon  mantumu.

Kamu tidak peduli itu.

Bahkan sekalipun itu adalah teman baik anakmu.

Kamu terobos semua linj demi watak maksiatmu

Dan aku... Daun pepaya berjari lima berbatang ubi kayu ini... Hanya disebut dalam televisi.

Pamorku..tak pernah turun

Aku...alias Ganja....alasan kamu ada di sana....

Dalam rantai dosa tak berTuhan

*Tuhan tak mau karna ciptaan mulia Nya merusak Makhluk termulianya yang pintr tapi bodoh

Karya: Jefry Daik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun