Hujan telah menyerang
Dulu panas menyengat
Kini petir dan beliung membongkarnya.
Atap kami sudah lama bocor
Sebanyak lubang di dinding kelas
Begitulah angin membelai tubuh yang gerah.
Becek.. Lumpur...
Basahi buku dan sepatu
Rasa dingin dan was was menyelimuti tawa anak - anak
Mereka mengerecoki genangan banjir di kelas dalam senyum.
Namun..
Seorang guru duduk kuatir. Motor yang biasa dipakai untuk mengantar anak - anak terjauh dibalik bukit...tak mungkin mampu menerjang banjir setinggi paha orang dewasa.
Mereka berteriak: hujan
Sebagian berteriak: banjir
Media meliput: pemerintah
Anak anak bergelayut manja di dekapan dada ayahnya
Peristiwa yang jarang terjadi
Bagi istri- istri di perkebunan sawit.
Karya : Jefry Daik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H