Mohon tunggu...
yolla pamela
yolla pamela Mohon Tunggu... Freelancer - Tempat cerita

Ingin punya banyak cerita

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Trying to Conceive

7 Juli 2019   12:16 Diperbarui: 26 April 2021   11:51 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan untuk laki-laki tetap mengeluarkan sperma kemudian nanti sperma tersebut dicuci di klinik atau rumah sakit tempat kita melakukan inseminasi buatan, agar diperoleh sperma yang kualitasnya sangat baik. Yang mencuci sperma ini adalah dokter atau petugas paramedis dan dilakukan dengan alat khusus. Sebaiknya saat akan melakukan inseminasi buatan, jumlah sperma yang bersih di atas 10.000.000 maka akan sangat besar peluang berhasilnya. 

Sedangkan untuk jumlah batas atau ambang keberhasilan rata-rata adalan 1.000.000. di bawah itu, sangat kecil kemungkinannya untuk berhasil. Setelah didapatkan sperma bersih, maka sperma itu akan disuntikkan langsung ke tempat di mana mereka bisa bertemu dengan sel telur yang ukurannya sudah cukup besar. Ini adalah jalan pintas agar sperma tidak perlu melakukan perjalanan panjang berliku berhari-hari dan terancam mati untuk melakukan pembuahan dengan sel telur.

Saya dan suami setuju melakukan inseminasi buatan. Selama masa persiapan, ada beberapa obat yang harus dikonsumsi secara teratur dan selalu sama jam nya. Ada juga obat yang harus disuntikkan sendiri. Dan akhirnya tibalah hari yang ditentukan. Sel telur matang dengan ukuran yang cukup untuk inseminasi buatan. 

Sementara itu sperma milik suami yang sudah dikeluarkan, dicuci. Sembari menunggu, kami boleh beristirahat di kamar perawatan yang namanya saya kurang tahu. Setelah semuanya siap, dokter mengatakan sesuatu yang membuat nyali ini sedikit ciut. Katanya setelah dibersihkan, jumlah sperma yang layak 700.000. kemungkinan berhasilnya inseminasi buatan ini nantinya tipis. 

Kami diberi waktu berunding. Kepalang tanggung kami memutuskan untuk melanjutkan proses inseminasi buatan itu. Dengan bekal doa dan harapan yang besar, dimulailah proses penyuntikan sperma. Selama proses berlangsung saya tidak dibius dan rasanya memang tidak sakit hanya seperti sedikit terusik. 

Banyak orang yang telah melakukan inseminasi buatan mengatakan ini tidak sakit. proses tiup masih jauh lebih sakit. Tapi jujur saat saya melakukan tiup, saya tidak merasakan sakit yang amat sangat. Rasanya hanya mulas seperti akan mengeluarkan kotoran BAB yang sudah di ujung dan tak tertahankan. Jadi bagi yang berencana melakukan tiup atau inseminasi, jangan takut karena memang tidak sesakit itu.

Sekitar enam jam setelah inseminasi buatan, saya sudah boleh pulang ke rumah namun harus bedrest selama 3 hari. Dokter memberikan saya jadwal control dan tes HCG untuk satu bulan kemudian untuk mengetahui apakah saya berhasil positif hamil atau tidak. Selama masa menunggu tersebut saya disarankan untuk selalu rileks, tidak banyak aktivitas berat dan yang terpenting tidak banyak beban pikiran. Ternyata satu minggu setelah inseminasi buatan, saya mendapati keluarnya bercak darah. 

Segera saya memeriksakan diri ke dokter. Dokter mengatakan itu bisa jadi sisa pembuangan luka saat proses inseminasi atau memang yang diharapkan yaitu tanda kehamilan. Tentu saja saya cemas dan gembira. Begitu pula dengan suami. Kami berusaha untuk menjaga agar tidak lelah fisik dan mental. Ternyata di bulan selanjutnya, saat jadwal menstruasi, saya pun mendapatkan haid tepat seperti jadwal menstruasi saya yang biasanya. Itu berarti bahwa inseminasi buatannya belum berhasil. 

Saya yang cengeng ini tentu saja menangis sebab sudah berharap banyak saat ada flek seminggu setelah inseminasi buatan. Tapi suami terus berusaha menyemangati. Katanya kalau gagal kami masih bisa inseminasi buatan lagi. Hal itu sedikit menenangkan hati saya. Meski belum berhasil, kami tetap  kontrol ke dokter dan menanyakan kemungkinan inseminasi buatan kembali. 

Dokter mengatakan itu bisa saja tapi harus ada jeda untuk kembali inseminasi buatan. Hasil optimal hanya dapat dilakukan sampai maksimal tiga kali inseminasi. Jika ditotal maka biayanya akan hampir sama dengan bayi tabung. Kamipun disarankan untuk bayi tabung. 

Tapi entah kenapa saya belum antusias. Akhirnya saya katakan di depan suami dan dokter bahwa saya butuh break beberapa bulan untuk menentukan apakah saya siap bayi tabung atau tidak. Dokterpun menyerahkan keputusan kepada suami dan saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun