Maka, dengan kenyataan ini mungkinkah kepemimpinan Indonesia akan menghasilkan perubahan? Tidak! Sekali lagi tidak, justru semakin mengencangkan cengkeraman asing ke negri kaya raya ini. Merusak sumber daya manusianya dengan budaya batilnya dan memiskinkan rakyat dengan mengusung semua kekayaan itu ke negara mereka. Negara akhirnya menghidupi rakyat, dan hidup mereka sendiri dari pajak dan utang luar negeri yang lagi-lagi, pertambahan utang itu pun atas desakan badan keuangan dunia seperti IMF dan Worl Bank. Lengkap sudah penderitaan negeri ini.
Â
Hanya Penerapan Islam Kaffah Kunci Kepemimpinan Hakiki
Tak pelak, selama kapitalisme bercokol dan menguasai negeri ini berikut penguasanya maka selama itu pulalah Indonesia ini tak akan benar-benar memimpin dunia. Bahkan bisa jadi peradabannya akan hilang dari peta dunia. Rakyatnya dibodohkan, dipaksa percaya bahwa hanya negara baratlah yang maju dan kita tak mungkin mendapatkan jalan untuk mencapai hal yang sama, lebih ironi kini dimiskinkan. Usaha rakyat apapun dipersulit, kalaulah ada bantuan itu berbasis riba.
Â
Padahal, Islam mengharuskan negara itu kuat ,mandiri dan berdaulat. Â Kerja sama negara-negara dibolehkan selama tidak membahayakan kepentingan negara. Dan islam sudah menentukan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam menjalin hubungan luar negeri. Maka hukum yang diterapkan jika ada kerjasama perdagangan, bukan komoditasnya saja yang menjadi perhatian, namun siapa yang menjadi penjualnya. Jika berasal dari negara yang muhariban fi'lan ( mereka menyerang secara nyata kaum Muslim) maka mutlak tidak diperbolehkan ada kerjasama apapun dengan negara tersebut kecuali satu, hubungan perang.
Â
Berdaulatnya negara sangat membutuhkan ketahanan pangan dan kekuatan militer. Mana mungkin diraih jika kapitalisme yang berkuasa? Kebijakan impor sebagai buktinya, alih-alih menjaga ketahanan pangan nyatanya malah mengabaikan produksi petani, rumit dalam pengaturan tanah dan lahan, minim pendampingan bahkan permodalan. Dahulu negara Indonesia yang terkenal sebagai negara agraris perlahan namun pasti sudah berubah menjadi negara pengimpor terbesar di ASEAN.
Allah SWT berfirman, "Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan. "(QS Al-A'raf: 96).
Maka, ketika syariat diterapkan secara Kaffah, maka akan ada perubahan revolusioner di bidang hukum pertanahan, perdagangan, kerjasama luar negeri, pertanian yang semuanya merupakan faktor-faktor pendukung negara yang kuat. Wallahu a'lam bish showab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H