Sudah tahu binatang yang pandai mengubah warna kulitnya sesuai lingkungan dimana dia berada? Mimikri nama kelebihannya dan hewannya disebut Bunglon (Bronchocela jubata).Â
Dalam biologi evolusioner, mimikri merupakan proses evolusi yang terjadi pada spesies untuk menjadi sama dengan spesies lainnya. Biasanya mimikri menyerupai suatu spesies sebagai salah satu cara menghindari bahaya, misalnya bila berhadapan dengan predator ( Wikipedia).
Namun tulisan ini tak hendak bahas biologi ataupun dunia fauna. Namun sedikit menyentil mereka yang mengatakan "jangan sebut aku di A saat di lokasi ini dan si B saat di lokasi itu".Â
Maksudnya, ada seseorang yang misalnya profesinya guru mengaji, namun saat dia melakukan perbuatan yang melanggar syara jangan lihat guru ngajinya, tapi lihat dia dengan kacamata yang lain.
Bukankah hal demikian idem dengan sikap sekulerisme ? Perilaku memisahkan agama dari kehidupan. Aslinya ia tak ingin dikekang dengan sejumlah aturan ( baca: agama Islam). Ia ingin bebas, bersenang-senang, menikmati hidup, yang penting di sisi lain ia tetap shalat, zakat, puasa, naik haji, menutup aurat, shadaqah dan bahkan mengajar mengaji dan agama.
Tipe seperti ini banyak ditemui hari ini, Muslim namun identitasnya kabur. Bahkan ada satu video di reel Instagram yang menunjukkan seseorang itu lebih terlihat beragama lain, padahal Muslim. Sebaliknya yang lain lebih terlihat Islam padahal non muslim.
Mengapa demikian? Apakah itu salah satu tren kekinian, demi konten, cuan dan lain sebagainya? Jadi teringat pula, anak-anak di CBSD Jakarta yang tak hafal niat sebelum shalat. Namun lancar saat menyebutkan harga outfit mereka berikut tujuan datang ke komplek perkantoran elit yang seketika disulap menjadi catwalk oleh anak-anak pinggiran Jakarta itu.Â
Sejatinya, kaum Muslim hari ini telah kehilangan jati dirinya sebagai Muslim, yang bertakwa dan beramar makruf nahi mungkar. Bayangkan, ada salah satu ormas tertua, kini usianya sudah seabad, pencetak para ulama dan pejuang di negeri ini saat merayakan milad seabad usia komunitas mereka mengadakan satu perayaan salah satunya fashion show.
Menampilkan hasil rancangan perancang ormas tersebut. Jangan harap melihat tren baju ala pondok yang rapat menutup aurat, tetap saja fashion kufar kiblatnya. Seolah Islam itu memang harus mengikuti zaman, bukan sebaliknya. Allah tak up to date dengan agamaNya? Allah SWT salah menurunkan syariatNya?
Jika ulamanya , para cendekiawannya demikian pula penguasanya telah kehilangan muruah (kehormatan) sebagai pemimpin umat, garda terdepan dalam beramar makruf  maka tunggulah azab Allah SWT. Dan terbukti, kini tak hanya bencana fisik yang melanda negeri Indonesia, namun juga bencana moral dan sosial.