Mohon tunggu...
Rut Sri Wahyuningsih
Rut Sri Wahyuningsih Mohon Tunggu... Penulis - Editor. Redpel Lensamedianews. Admin Fanpage Muslimahtimes

Seorang ibu rumah tangga yang ingin terus belajar indahnya Islam dan menebarkannya lewat goresan pena

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Berbeda Itu Boleh, Tapi...

1 Mei 2022   23:50 Diperbarui: 2 Mei 2022   00:01 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sungguh! Hal yang paling membahagiakan sekaligus meruntuhkan air mata adalah bertemu dengan bulan Syawal dan berpisah dengan Ramadan. Akankah tahun depan masih bisa bertemu kembali? Wallahu a' lam..

Namun, lebih menyedihkan ketika melihat fakta penentuan akhir Ramadan dan awal Syawal. Kaum Muslim yang sejatinya satu menjadi terpecah belah, pun dalam satu keluarga. Berhari raya bisa selisih hari, padahal bulannya satu. Hadis yang mendasari ditentukannya juga rajih, "Berpuasalah kalian dengan melihat hilal dan berbukalah (mengakhiri puasa) dengan melihat hilal. Bila ia tidak tampak olehmu, maka sempurnakan hitungan Sya'ban menjadi 30 hari," (HR Bukhari dan Muslim). 

Banyak fuquha menyatakan bahwa ini berkaitan dengan melihat hilalnya sekaligus ittiba afal ( mengikuti perbuatan) Rasulullah Saw. Ada banyak penjelasan mengenai rukyat hilal, dari empat Mazhab yang terkenal dan ini adalah sebuah keniscayaan karena ini ranah ijtihad. 

Nyatanya hari ini, bukan semata-mata karena perbedaan ijtihad ketika muncul perbedaan, namun lebih karena faktor politik ketiadaan pemimpin yang kredibel dan perbedaan metode yang dipakai. Pun efek dipecah-belahnya kaum Muslim menjadi banyak negara, sehingga ketika hilal sudah nampak di negara satu, negara yang lain merasa tak harus mengikuti. Karena merasa beda negara. 

Padahal bulan dan buminya satu, perbedaan waktu antar wilayah juga tak sampai 12 jam. Tetap saja para pemimpin di masing-masing negeri tak mau menurunkan ego dan menimbang dengan lebih dalam lagi. Benarlah jika hari ini karena ketiadaan pemimpin yang bertakwa dan benar-benar menerapkan Syariat telah membuat umat tercerai berai. Bahkan hadis Rasulullah tak lagi berlaku. 

Kaidah fiqih menyebutkan: Amru al-imam yarfa'u al-khilaf fi al-masail al-ijtihadiyah (Perintah imam/khalifah menghilangkan perbedaan pendapat dalam masalah-masalah hasil ijtihad/khilafiyah). Kali ini tak bisa diterapkan, sebab pemimpin negeri Muslim belum tentu sepakat mereka satu tubuh dengan Muslim yang lain. Ukhuwah Islamiyyah telah hancur karena sekatan yang dibuat kafir laknatullah dalam sebuah perjanjian Skys Picot setelah perang dunia pertama. Khilafah terakhir, di Turki Ustmani runtuh dan kaum Muslim kehilangan perisai pelindungnya. 

Jika perbedaan dalam hal cabang tentu bukan masalah, justru makin memperkaya khasanah Islam, namun jika terkait penentuan hari raya, awal dan akhir Ramadan ini yang tidak boleh terjadi. Sebab, Rukyatul global menjadi dalil yang sangat kuat, seorang khalifah setelah melakukan rukyat, hasil rukyat akan diberlakukan global kepada seluruh umat Islam. 

Hal ini ditegaskan oleh Imam Al-Maziri ketika mensyarah hadits-hadits Shahih Muslim tentang rukyatul hilal. "Jika hilal telah terbukti oleh khalifah maka seluruh negeri-negeri Islam wajib merujuk hasil rukyat itu...sebab rukyat Khalifah berbeda dengan rukyat dari selain khalifah. Karena seluruh negeri-negeri yang berada di bawah pemerintahannya dianggap bagaikan satu negeri." (Imam al-Maziri, Al-Mu'allim bi Fawaid Muslim, Tunis : Ad-Dar At-Tunisiyah, II/44-45). 

Kebutuhan ini sangat mendesak, sebab pada dasarnya kaum Muslim itu satu dan janganlah tercerai berai oleh faham sekuler yang justru berlawanan dengan Islam. Wallahu a'lam bish shawab. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun