Sekulerisme membuat jauh dari agama adalah sebuah keniscayaan, setiap individu terutama seorang muslim menjadi lalai dengan halal dan haram.  Di sisi lain, kapitalisme membuat ukuran kebahagiaan hanya dari materi atau terpenuhinya keinginan seseorang. Sehingga akhirnya tujuan dapat menghalalkan cara, demikian  pula dengan manajemen emosi, alih-alih diingatkan untuk senantiasa bersyukur malah dilampiaskan sesuai dengan hawa nafsu.
Â
Islam Wujudkan Generasi Bertakwa
Padahal, Allah SWT. Sebagai Tuhannya Alam semesta, dunia dan seisinya telah berfirman, "Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa barangsiapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia. Sesungguhnya Rasul Kami telah datang kepada mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Tetapi kemudian banyak di antara mereka setelah itu melampaui batas di bumi." (TQS Al-Maidah:32).
Â
Artinya, Allah melarang seseorang membunuh tanpa bukti apakah orang ini pembunuh atau perusak alam ? Sebab pertanggungjawabannya sangatlah berat. Dari berbagai persoalan generasi jelas membutuhkan sistem yang mampu memberikan solusi komprehensif. Â Sistem ini adalah sistem Islam.
Islam menjadikan pendidikan tidak hanya berfokus pada aspek akademis, tetapi juga pada pembentukan akhlak mulia, pengendalian diri, dan pemahaman yang benar terhadap hubungan antar manusia, atau dengan kata lain membentuk kepribadian Islam. Orangtua hari ini tak cukup mendapatkan bekal dalam menjalani perannya sebagai pendidik generasi dan keluarga pejuang syariah.
Â
Islam juga memiliki aturan yang jelas terkait pergaulan laki-laki dan perempuan untuk mencegah timbulnya fitnah dan perilaku yang melampaui batas. Sistem sosial Islam akan menjaga pergaulan sesuai dengan tuntunan syara, yang hari ini dianggap lumrah, bahkan dijadikan komoditas perdagangan. Dari mulai makanan, minuman, gaya hidup, hobi, dan lainnya. Â Dengan aturan ini, hubungan remaja laki-laki dan perempuan diarahkan agar tetap dalam batas yang wajar, mencegah terjadinya hubungan yang merusak moral atau memicu konflik emosional.
Dengan dukungan penerapan syariat Islam dalam berbagai bidang lainnya, seperti media dan hukum, kasus tragis seperti ini dapat dicegah sejak akar permasalahannya. Pelaku pembunuhan hari ini hanya berakhir di penjara, sementara dalam Islam ada qisos, yang menjerakan. Pelajar dapat mengoptimalkan potensinya untuk kebaikan dan amal shalih, sehingga menjadi generasi hebat taat syariat dan paham ilmu yang dipelajari. Wallahualam bissawab.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI