Mohon tunggu...
Rut Sri Wahyuningsih
Rut Sri Wahyuningsih Mohon Tunggu... Penulis - Editor. Redpel Lensamedianews. Admin Fanpage Muslimahtimes

Belajar sepanjang hayat. Kesempurnaan hanya milik Allah swt

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tingginya Lakalantas, Pertanyakan Jaminan Keselamatan Penyintas

30 Desember 2024   23:25 Diperbarui: 30 Desember 2024   23:25 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Jalan di masa Khilafah Turki Utsmani ( desain pribadi)

Kakorlantas  (Kepala Korps Lalu Lintas) Polri, Irjen Aan Suhanan menyatakan angka kecelakaan tahun  2024 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan periode 2023. Meskipun, jumlah angka kecelakaan masih terbilang tinggi, namun penurunannya mencapai 12%.

Aan mengatakan, penurunan ini terjadi berkat kerja sama dengan seluruh stakeholder yang telah berupaya melakukan tindak pencegahan. Salah satunya, mengelola titik black spot yang rawan terjadi kecelakaan. Dari data yang dihimpun kepolisian,  ada 152.000 lebih kejadian kecelakaan lalu lintas dan korban meninggal dunia 27.000 lebih. Artinya,  setiap 1 jam ada korban kecelakaan lalu lintas yang meninggal dunia di jalan raya. Penjelasan ini Aan sampaikan saat menghadiri acara Retrospeksi untuk korban kecelakaan lalu lintas di Pos Polisi Bundaran HI, Jakarta Pusat (tirto.id, 15-12-2024).

Aan menambahkan, kecelakaan lalu lintas ini menjadi salah satu penyebab kematian rangking ketiga setelah penyakit TBC-AIDS dan HIV-AIDS. Dengan korban terbanyak pria, kemudian disusul ibu-ibu pekerja yang rata-rata menjadi tulang punggung keluarga bahkan kepala rumah tangga.

 

Selalu Rakyat yang Jadi Korban

Ada banyak faktor yang menjadi penyebab maraknya kecelakaan lalulintas, dan semua saling terkait, mirisnya negara malah menyalahkan rakyat sebagai pengguna jalan, terlebih tanpa evaluasi pelayanan infrastruktur transportasi yang diberikan. Semua pihak saling lempar tanggung jawab, seolah keselamatan rakyat bukan urusan mereka.

 

Faktanya, banyaknya kendaraan  di Indonesia ini berkaitan dengan kebijakan otomasi yang ditetapkan oleh negara. Akibatnya banyak kendaraan yang berada di jalan raya, sementara di sisi lain, infrastruktur jalan tidak dijamin dalam kondisi layak dan mudah serta aman untuk dilalui. Apalagi prosedur perbaikan jalan berbelit dan tidak mudah dilaksanakan. Klasifikasi jalan juga menghambat kecepatan terwujudnya perbaikan jalan yang rusak meski urgen dan bahkan sudah memakan korban.

 

Di sisi lain, Negara juga abai atas pendidikan untuk keamanan berkendara termasuk dalam proses penerbitan SIM. Banyak kasus suap semakin memunculkan sikap meremehkan keselamatan di jalan.  Seringnya perhatian kepada keamanan jalan pun hanya terjadi menjelang hari raya atau hari-hari libur nasional . Hal-hal teknis menjadi persoalan ketika paradigma negara sebagai pengurus rakyat tidak terwujud. Negara hanya memikirkan keuntungan, tanpa bersungguh-sungguh memberi solusi terbaik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun