Mohon tunggu...
Rut Sri Wahyuningsih
Rut Sri Wahyuningsih Mohon Tunggu... Penulis - Editor. Redpel Lensamedianews. Admin Fanpage Muslimahtimes

Belajar sepanjang hayat. Kesempurnaan hanya milik Allah swt

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Akmil Rasa Glamping, Kokohkan Kabinet Solid?

29 Oktober 2024   23:27 Diperbarui: 30 Oktober 2024   05:20 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: desain pribadi, pixellab

Beredar video yang menunjukkan situasi kemah di tengah Lapangan Sapta Marga, Akademi Militer Magelang, Jawa Tengah.   Memang bukan pemandangan biasa, juga bukan kemah layaknya pendaki gunung ataupun anggota Pramuka, tapi sebuah kemah mewah, dengan fasilitas lengkap bahkan ada toilet pribadi dengan air hangat.

Fasilitas ala glamping (glamour kemping) yang tampak dalam video adalah untuk kegiatan retreat akademi militer (Akmil) jajaran anggota Kabinet Merah  Putih pmerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada 24-27 Oktober 2024.

Para menteri, wakil menteri dan utusan khusus yang sudah resmi dilantik 20 Oktober lalu diwajibkan mengikuti akademi militer agar tercipta  bonding serta team building. Menurut Presiden Prabowo sang penggagas acara, sebuah kabinet negara yang besar  tidak mungkin berasal dari satu kelompok atau partai juga terdiri dari tokoh-tokoh elite, politik dan   kemasyarakatan yang harus bisa bekerja sama agar dikemudian hari, hingga yang berlainan daerah bisa saling mengenal (Liputan6.com, 28-10-2024).

Mengenai pemilihan lokasi mengapa tidak di IKN sebagaimana pertanyaan netizen, melainkan  di Akmil Magelang, adalah karena menurut penilaian Prabowo,  tempat tersebut penuh makna dengan sejarah. Dari mulai Sultan Agung hingga Diponegoro. Bukit Tidar, tempat dimana retreat diadakan dianggap kepercayaan orang Jawa adalah pakunya Pulau Jawa.

Retreat Pejabat Akankah Membawa Manfaat untuk Rakyat?

Dan memang usai pembekalan (retreat) yang berbau healing  para pejabat di KMP (Kabinet Merah Putih)  menyatakan siap bekerja. Retreat diadakan untuk menyatukan visi dan misi,  membentuk bonding serta team building adalah hal yang wajar.

 

Bagaimana pun tugas negara tidaklah mudah, jika memang dibutuhkan afirmasi penguatan agar menjadi solid bagi siapapun yang ada di dalam kabinet boleh-boleh saja. Namun harus kembali kepada tujuan awal yaitu untuk mengurusi urusan umat dengan syariat bukan sekadar bersenang-senang. Jangan sampai sia-sia belaka padahal sudah menggunakan anggaran APBN. 

 

Yang dibutuhkan rakyat bukan hanya  pejabat yang disiplin dan mampu bersinergi dengan baik tapi harus memiliki visi baru untuk perubahan. Namun jika masih bersandar pada sistem sekuler sebagaimana yang masih diterapkan hingga hari ini, yaitu demokrasi Kapitalisme maka jangan harap kesejahteraan bakal terwujud.

 

Tentu rakyat sudah bisa melihat dengan jelas, bagaimana formasi KMP yang identik dengan kabinet tambun. Kabinet ini dibentuk dengan spirit bagi-bagi kue kekuasaan, bukan integritas dan profesionalitas. Banyak nama-nama yang pada masa pemerintahan Jokowi sudah tidak layak memimpin karena terlalu banyak kezaliman yang dibuatnya.

 

Banyak di antara mereka yang begitu patuh dan tunduk dengan pengemban ide kapitalisme demokrasi yaitu Amerika dan negara-negara eropa lainnya, padahal mereka hanya berniat melanggengkan hegemoni penjajahan ya atas negeri-negeri muslim yang kaya.

 

Fakta adanya tukar guling jabatan antara parpol (golkar dan Gerindra) tak terbantahkan lagi, sebagaimana yang diakui oleh Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia. Singkat cerita, dengan berbagai diskusi secara personal dengan mantan Presiden Jokowi  kader-kader Partai Golkar mengisi delapan kursi menteri dan tiga kursi wakil menteri. Sebagai gantinya, Partai Gerindra dapat mendudukkan kadernya di posisi Ketua MPR RI (tirto.id, 21-10-2024).

 

Sungguh patut dipertanyakan apakah glamping retreat ini mampu menyelesaikan kesulitan masyarakat, mampu mengangkat dari kemiskinan dan  mewujudkan kesejahteraan?

Islam Sistem Terbaik Lepas Penderitaan Rakyat

Islam sebagai agama sempurna, sebab tak hanya mengajarkan akidah dan ibadah ritual kepada pemeluknya, tapi juga pandangan hidup yang dengannya mampu memberikan solusi secara merata bagi setiap individu.

Menjadi lebih rinci, semisal tentang memilih para pejabat, yang cukup dilakukan langsung oleh khalifah.  Tanpa menunggu viral lebih dulu, sebab dalam Islam pejabat dipilih sebagai pembantu pelaksanaan tugas khalifah. Bukan sekadar ia publik figur, prestise, eksistensi diri atau lainnya.

Para pejabat itu orang yang memiliki integritas tinggi (syakhshiyah Islamiyah / kepribadian Islam) dan punya kapabilitas, jauh dari konflik kepentingan. Jabatan bukan "tujuan", melainkan amanah yang harus dijaga. Dan kelak di akhirat dimintai pertanggungjawab oleh Allah SWT.

Sambil menepuk pundak Abu Dzar, Nabi SAW berkata, "Wahai Abu Dzar, engkau seorang yang lemah, sementara kepemimpinan itu adalah amanat. Pada hari kiamat nanti, ia akan menjadi kehinaan dan penyesalan kecuali orang yang mengambil dengan haknya dan menunaikan apa yang seharusnya ia tunaikan dalam kepemimpinan tersebut" (HR Muslim).

Dalam sistem Islam, aturan yang diterapkan adalah aturan Allah yang sudah pasti. Sebagaimana firman Allah swt,"Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui" (TQS. Yusuf : 40).

Artinya dalam Islam hanya ada satu pengikat baik di antara semua anggota yaitu pembekalan  berdasarkan keimanan.  seseorang lalai terhadap akidahnya. dan mengikat semua pihak, baik pejabat, aparat maupun rakyat.  Penerapan aturan Allah akan menjadikan kehidupan Sejahtera dan terwujud Rahmat bagi seluruh alam. Wallahualam bissawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun