Kekayaan Indonesia begitu melimpah, karunia Allah swt. Sayang, di tangan sistem kapitalisme hanya menjadi ajang perebutan kue, eksploitasi tanpa batas sekaligus kepemilikan tanpa aturan baku, bukan berdasar apa yang boleh atau tidak tapi tergantung siapa yang paling besar modalnya, dialah yang memiliki previle, bebas berbuat sekehendak hati.
Â
Bisa dipahami mengapa ada orang yang kekayaannya di luar logika, bisa beli apapun termasuk pulau, laut dan berbagai kenikmatan hidup baik materi maupun bukan non materi. Sebab kapitalisme melegalkan kepemilikan harta tanpa adanya batasan.
Â
Kasus korupsi hanya bisa diberantas dengan sistem Islam. Pemimpin dalam sistem Islam berfungsi sebagai periayah sebagaimana sabda Rasulullah, "Imam adalah pemimpin yang pasti akan diminta pertanggung jawaban atas rakyatnya" (HR. Al-Bukhari). Artinya sebenar-benarnya mengurusi kebutuhan pokok seperti sandang, papan, pangan, kesehatan, pendidikan dan keamanan.
Â
Rakyat diberi kemudahan untuk mengaksesnya bahkan gratis. Ketika kemiskinan hilang dan keadilan terwujud maka kriminalitas salah satunya korupsi akan bisa diminimalisir. Disinilah perbedaannya, konsep kepemimpinan kapitalisme dan Islam, Islam menjadikan pemimpin adalah pelayan rakyat.
Â
Pengelolaan sumber daya alam sebagai kepemilikan umum juga haram diberikan hak pengelolaannya kepada asing. Negara harus turun tangan sendiri memastikan prosesnya dalam BUMN bukan muamalah yang batil. Hasil pengelolaan dikembalikan kepada rakyat dalam bentuk pelayanan fasilitas umum atau zatnya langsung seperti air, listrik , BBM dan lainnya.
Â
Islam juga memberikan sanksi tegas bagi mereka yang terbukti melakukan tindak korupsi, selain mewajibkan mengembalikan harta hasil korupsinya jika tahu  pemilik aslinya, jika tidak maka akan disita oleh Baitulmal. Hukuman lain akan dikenakan sesuai pendapat pemimpin berdasarkan hukum saya,  apakah dimiskinkan saja atau ditambah yang lain.