Mohon tunggu...
Rut Sri Wahyuningsih
Rut Sri Wahyuningsih Mohon Tunggu... Penulis - Editor. Redpel Lensamedianews. Admin Fanpage Muslimahtimes

Belajar sepanjang hayat. Kesempurnaan hanya milik Allah swt

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Taklukkan Opini 30 Hari Non Stop Tanpa Basa-basi

14 Agustus 2023   22:07 Diperbarui: 14 Agustus 2023   22:08 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: koleksi pribadi: buku antologi

Kenapa di judul saya tambahi " Tanpa Basa-basi"? Alasannya, kita memang sudah gak perlu lagi basa-basi apalagi merasa asing dengan opini. Sebab, rata-rata sudah pernah menjajaki setiap challenge opini, bahkan ada yang merambah ke selain opini. Artinya menulis sudah jadi habits atau kebiasaan. Tinggal menajamkan pena agar mudah menggores fakta dan menjadikannya ulasan yang menarik, memahamkan dan dirindu umat.

Nah, masalahnya ada saja kendala ketika hendak menulis opini. " Saya mau menulis opini " ringan di ucapan namun berat di tindakan. Kalau dari materi saya bulan lalu, terbanyak adalah kendala dari diri sendiri seperti gak percaya diri yang solusinya pun sudah saya paparkan.

 

Tapi kali ini ,  yang akan saya bagi adalah teknis, memulai menulis opini dari day one hingga akhir, istikamah dan finish tanpa bolong hingga hari ke-30. Yuk simak, oh ya, ini ala saya ya, setiap orang punya kenyamanan teknis berbeda. Jadi sesuaikan saja.

 

Pertama niat, ucapkan dalam hati menulis opini untuk apa. Untuk penuhi taklif koordinator media, untuk upgrade potensi, untuk hiling, untuk eksistensi atau lainnya. Semua niat tadi bawa dalam doa, semoga Allah swt memudahkan .

 

Kedua, susun jadwal

1.kapan Tatabuk,

2.kapan susun draft,

3.kapan eksekusi dan sekaligus kapan kirim media

1.Tatabuk, sebenarnya bisa setiap saat, handphone hampir tak pernah lepas dari kita, entah untuk urusan bisnis, koordinasi dan lainnya. Selalu sempatkan browsing google, website media, channel rujukan dan lainnya untuk baca berita.  Berita yang menurut saya menarik dan saya punya kapasitas mengolahnya saya kopi paste ke grup WA (isinya saya sendiri) untuk nanti saya baca lagi atau langsung  eksekusi.

 

Maksud sesuai kapasitas saya bukan kemudian artinya yang mampu saja, sesekali usahakan out of the boks, mengupas yang  baru tahu sedikit, kuncinya, bawa materi itu ke diskusi dengan teman atau dosen kita. Banyak-banyak gali informasi, runutan peristiwa dan sebab akibatnya. Contoh saat kemarin nulis tentang hilirisasi, awalnya nikel, kemudian merambah ke pasir kwarsa bahan pembuat kaca, saya tanya suami lo. Juga tentang kenapa India membatasi ekspor, atau tentang kerjasama proyek. Pak suami piawai juga menjelaskannya, bahkan terlihat menikmati, seperti saya yang terpukau memperhatikan beliau, ahahaii...

Ditambah dengan baca buku, diskusi online, video dan lainnya untuk menambah tsaqofah kita. Jangan khawatir, otak kita luar biasa, ketika nanti dibutuhkan,maka akan merecall kembali informasi yang sudah kita input. Syaratnya rajin menulis.

2.Eksekusi, setelah tatabuk, biasanya saya eksekusi saat itu juga kalau ada waktu, kalau tidak ya saat selesai berkegiatan. Dimana saja, kadang sambil nunggu anak keluar sekolah.  Kembali setiap orang beda, maka saya susun target tulisan saya itu, mau berapa karakter dan kirim ke media mana? Jadi saya sudah punya daftar media mana yang tayangnya hingga 5 hari, 3 hari bahkan hari itu juga. Ini penting, sebab ikut challenge otomatis  kita ada kewajiban setor tulisan setiap harinya. Supaya tak terputus dan dapat link tayang.

 

Opsinya, saya harus menabung,  dengan menulis dua tulisan dalam sekali eksekusi, satu untuk yang tayang hari ini, satu untuk tayang besok, jadi kita punya tabungan tulisan. Tapi kadang teori ini gak berlaku juga, karena tayang itu rezeki, seringnya saya dua tulisan tayang dalam satu waktu, otomatis ,besok gak punya tabungan

Untuk memudahkan punya tabungan, kalau saya, usahakan menulis jangan lebih dari 5000 karakter, kirim ke media yang mudah tayang. Menulis panjang, lebih dari 5000 saya lakukan sesekali, karena saya ada beberapa media yang sudah berhubungan baik, maka saya ada "kewajiban" menulis minimal 7000 karakter, biasanya itu saya jadwalkan 1-2 minggu sekali.

 

Oh ya, disebut tabungan bukan berarti tulisan jadi semua, bisa dalam bentuk draft. Ini biasanya saya eksekusi kalau mendekati deadline, dan seharian saya belum sempat eksekusi. Tayangnya biasanya di blog pribadi maupun platform media yang kita miliki. Eh, pasti ada yang komentar berarti ini nulis terus dong? Jawabnya iya! baik berupa tulisan jadi, setengah jadi maupun draftnya saja.

Dulu saya tetapkan punishment, jadi kalau hari ini saya gak bisa nulis satu naskah, artinya besok saya harus nulis dua, tapi seiring waktu berjalan itu kurang efektif mendongkrak konsistensi menulis, karena ruhnya jadi meremehkan, ah, toh besok bisa nulis dua. Maka saya ubah mindsetnya, susah dimuka lebih baik daripada mudah dibelakang. Lebih baik mempersiapkan sesuatu yang kita bisa lakukan, daripada menunda untuk sesuatu yang belum pasti. Bisa jadi kesulitan kita besok lebih besar daripada hari ini, jadi kerjakan selagi luang.

 

Untuk tabungan tulisan ini , kita harus buat  daftar nama-nama media, beserta syarat dan ketentuan yang mereka kehendaki, lama mereka tayangin tulisan kita dan hindari menanyakan kapan tayang atau " tolong beritahu kami jika tayang atau tidak". Ingat, media dengan kita hubungannya adalah mutualisme simbiosis, kita penulis butuh wadah, mereka butuh naskah, maka kitanya yang harus aktif mencari tahu tulisan kita sudah tayang atau belum, dan itu artinya kita kunjungi webnya, yang berarti juga kita telah meningkatkan algoritma web yang kita baca. Dampaknya web akan masih luas diakses masyarakat, opini pun bisa tersebar kian luas.

 

Tugas media menayangkan tulisan kita dan itu butuh serangkaian proses. Kuncinya kita bersabar, buat batasan sendiri, kalau lebih dari 5-7 hari belum tayang maka kita beritahu media yang bersangkutan bahwa tulisan kita cabut. Gak usah bilang akan dikirim ke media lain, itu menyinggung. Jadi ucapkan terimakasih, berjanji akan mengirim tulisan yang lebih up to date lagi. Kemudian cabut dan boleh kirim ke media lain.

 

Mengapa demikian? Ya karena supaya tulisan kita mudah tayang dan terus tayang,  ke depannya hubungan baik ini akan banyak benefitnya. Percaya deh..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun