Bermulanya tindak kekerasan seksual, penyimpangan seksual dan berakhir kepada buliyying, pemerkosaan, aborsi hingga bunuh diri juga berawal dari tayangan yang mengekspos kemolekan tubuh wanita. Distimulasi terus menerus, dengan gambar yang menarik, akses mudah dan promo-promo yang menyertainya hingga merasuk dalam pemikiran orang yang picik dan akidahnya lemah.Â
Hal ini butuh kekuasaan yang berpihak pada kebenaran hakiki yaitu syariat. Sebab memang hanya Islam yang mampu mendudukkan wanita pada tempat yang seharusnya. Kita punya berbagai penguasa namun abai terhadap penjagaan akidah umat. Negara secara terus menerus situs yang menyiarkan Islam dibredel, ustaz pencerah dikriminalisasikan atau konten-konten yang berisi dakwah diabaikan. Sedangkan yang jelas merusak, memalingkan umat dari kebaikan Islam terus menerus viral.Â
Tentulah yang menjadi pemersatu bangsa adalah pemikiran, perasaan dan peraturan yang sama. Sehingga rida dan marahnya sama terhadap satu hal. Kini, suami si Tante saja rida istrinya menjadi konsumsi publik mengapa kita yang ribut? Inilah pemikiran yang berbahaya, sebab berusaha memisahkan agama dari kehidupan. Melakukan nasehat menasehati agar kemungkaran dan kebatilan lenyap adalah perintah agama dan bagian dari akidah. Maka siapapun yang berlepas darinya , terutama dia adalah Muslim akan berdosa.Â
Rasul SAW bersabda, "Siapa yang melihat kemungkaran di antara kalian, hendaklah ia mengubah dengan tangannya. Apabila tidak mampu, maka hendaklah ia mengubah dengan lisannya. Jika tidak mampu, hendaklah mengubah dengan hatinya. Itu adalah selemah-lemah iman." (HR Muslim). Allah dan Rasulnya lah sebaik-baik penuntun kita dalam berperilaku. Bukan syahwat semata.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H