Imam Asy-Syafi'i rahimahullah menjelaskan,
"Karena kekenyangan membuat badan menjadi berat, hati menjadi keras, menghilangkan kecerdasan, membuat sering tidur dan lemah untuk beribadah".
Artinya, sesuatu yang berlebihan memang tidak baik. Makan, dalam pandangan Islam sangat berbeda dengan pandangan kapitalis. Islam cukup makan dan minum, dari sumber yang halal berikut pengelolaannya tidak bercampur hal-hal yang haram. Sehingga cukup untuk dia beribadah kepada Allah dalam segala aktifitasnya. Sedang kapitalis memandang sebagai komoditi yang menghasilkan materi. Sehingga perlu dipoles, di-blow up bahkan diboomingkan.Â
Negara dalam hal ini yang memiliki kekuasan memiliki kewajiban untuk mengadakan ketahanan pangan. Kemandirian pertanian dan kemajuan teknologi wajib diadakan, modalnya tentulah di dapat dari baitul Mall yang pos-pos pendapatannya sudah ditentukan syariat. Sehingga menjamin keberkahannya. Sehingga tak ada lagi rakyat yang lapar, stunting, gizi buruk sekaligus juga tidak ada rakyat yang boros, banyak gaya dan tidak toyyib.Â
Apa yang terjadi pada karyawan dalam foto di atas, seharusnya menjadi pemikiran bersama. Masih banyak di luar sana individu masyarakat yang kesulitan mendapatkan akses dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Tak layak kemudian kita atas nama kemajuan zaman mengikuti budaya dan arah pandang barat yang seumur hidup mereka terus memusuhi Islam.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI