Mohon tunggu...
Rut Sri Wahyuningsih
Rut Sri Wahyuningsih Mohon Tunggu... Penulis - Editor. Redpel Lensamedianews. Admin Fanpage Muslimahtimes

Belajar sepanjang hayat. Kesempurnaan hanya milik Allah swt

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gurita Korupsi Tiada Henti

7 Januari 2022   21:35 Diperbarui: 7 Januari 2022   21:41 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Desain pribadi

Jawabnya karena Islam tak menjadi pedoman dasar para penguasa, negara juga tidak menerapkan syariat Islam sebagi hukum yang memutuskan setiap perkara di ranah sosial. 

Agama dianggap kepentingan individu dengan RabbNya semata. Inilah sekulerisme, ide warisan barat, pada saat kaum intelektualnya menggugat kekuasaan gereja yang otoriter mereka akhirnya memilih solusi jalan tengah ( sekuler). 

Maka, berapa kalipun berganti pemimpin, pejabat, personil jika sistem aturannya tetap mengambil sekuler maka tak akan ada perubahan. Sebab sudah cacat sejak awal, menyerahkan solusi setiap persoalan kehidupan pada manusia sama saja mengharapkan perselisihan dan perbedaan terus terjadi. Terutama jika sudah disusupi dengan kepentingan-kepentingan tertentu. Lawan bisa jadi kawan begitu sebaliknya. Tak ada kawan sejati yang ada kepentingan abadi. 

Lantas, bagaimana mengharap kesejahteraan? Untuk satu perkara saja "korupsi" tidak semua kepala menganggap buruk dan tercela, bagi pelaku, timnya, kaki tangannya bisa jadi korupsi adalah jalan terbaik, toh hukumannya ringan. Belum ada koruptor di negeri ini yang dihukum mati, bahkan yang menghilang bertahun-tahun saja tak ketemu juga banyak.

Bagi pihak yang kontra, telah habis peluh dan kering kerongkongan menyuarakan keadilan. Sebab korupsi dampaknya bukan hanya pada harta negara yang berkurang, namun juga kesejahteraan rakyat, yang seharusnya bisa diterima berupa fasilitas kesehatan, pendidikan, perekonomian dan lainnya menjadi tertunda bahkan hilang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun