Terlebih ketika kita menyatakan sebagai umat dari Nabi Muhammad, tentu bukan sekadar menjadi pengikut kemudian selamat dunia akhirat, namun ada serangkaian konsekwensi yang harus ditaati.
Mencintai Rasulullah saw adalah bagian dari kesempurnaan iman. Kecintaan kepada Nabi saw. bukan cinta biasa, tetapi kecintaan di atas segalanya; melebihi cinta pada harta, keluarga dan manusia lain. Sabda beliau: "Tidaklah sempurna keimanan salah seorang di antara kalian hingga aku lebih dia cintai daripada hartanya, keluarganya dan seluruh umat manusia" (HR Muslim).Â
Jika, syariat ditolak, kemudian justru berkiblat pada budaya barat, bukankah sama saja ia sedang mengumumkan kepada dunia sebagai calon penghuni neraka? Sebagaimana setan yang memang telah dinashkan menjadi penghuninya?Â
Allah SWT menyebutkan tempat kembalinya orang-orang ini, yaitu neraka tempat penyiksaan yang disebut jahanam. Neraka yang paling dalam dan berat siksaannya. Neraka ini disebutkan dalam Surat Al Hijr: 43-44. Artinya: "Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut syaitan) semuanya. Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka."
Sungguh kerusakan ini tak akan berubah menjadi kebaikan jika setiap orang (Muslim) masih mendewakan kafir barat dan menghina bahkan menghancurkan Islam. Harus ada upaya menyadarkan persoalan besar ini yang tak bisa hanya dihadapi dengan diam, kegiatan sosial, bersabar, mendoakan, perbaikan akidah dan lainnya.Â
Melainkan wajib ada gerakan dakwah yang mengubah pemikiran yang sudah teracuni dengan ide sekuler, memisahkan agama dari kehidupan, untuk kembali kepada Islam Kaffah. Sebab, ketika seseorang yang pemikirannya telah dirubah karena memahami Islam dengan cara yang benar akan mengambil posisi sebagai pembela, setidaknya bagi dirinya sendiri agar tak mudah terjebak dalam puji dan rayu setan. Wallahu a'lam bish showab.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H