Padahal kemampuan rakyat berbeda, jika dipaksakan tetap tak akan membantu banyak, justru kezaliman demi kezaliman.Â
Sangat berbanding terbalik dengan pelayanan kesehatan Daulah Khilafah. Secara pembiayaaan tentu semua ditanggung oleh pemerintah, baik berupa tenaga kesehatan, kurikulum pendidikan, peralatan laboratorium, perpustakaan dan lain sebagainya. Selain itu edukasi dari departemen penerangan, sekolah-sekolah dan selainnya.Â
Bahkan negara akan mendorong para ilmuwan dan ahli untuk mengadakan penelitian terkait metode penyembuhan dan perkembangan obat-obatan. Semua dalam rangka menjamin kesehatan bagi rakyatnya seoptimal mungkin. Tanpa bergantung pada pihak lain yang justru tidak sejalan dengan prinsip periayahan.Â
Dari Baitul mal, pos pendapatan yang menjadi milik umum inilah yang akan membiayai, tanpa mencari keuntungan, pajak, denda, atau kepentingan yang lain. Semua karena prinsipnya Rasulullah adalah Ri'ayah ( mengurusi) urusan umatnya. Sesuai hadis berikut:
"Imam (Khalifah) adalah raa'in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya." (HR al-Bukhari).Â