Oleh : Muhammad Dhiyaa' A
Perang antara Rusia dan Ukraina telah menciptakan gelombang dampak yang luar biasa di panggung global, khususnya dalam ranah pasar keuangan. Konflik ini telah menciptakan tingkat ketidakpastian dan volatilitas yang mencengangkan di pasar keuangan global, tergambar dari fluktuasi terus-menerus pada indeks saham dan harga komoditas yang terus berubah. Dampaknya tidak hanya sebatas itu; perang ini juga memicu lonjakan harga minyak bumi dan gas alam, suatu peristiwa yang mampu menggerakkan perekonomian global. IMF pun menyatakan perang ini sebagai ancaman serius bagi ekonomi dunia, dan krisis yang terjadi diprediksi akan semakin mempersulit penerapan kebijakan moneter dan fiskal di setiap negara.
Sejak dimulainya konflik pada Februari 2022, perang Rusia-Ukraina telah membawa dampak besar terhadap kondisi ekonomi dan sumber daya energi di negara-negara di seluruh dunia. Krisis energi dan kelangkaan bahan bakar menjadi efek nyata yang terasa, merambah ke pasar keuangan global. Beberapa negara yang terkena dampak perang ini mencakup :
 Asia :
- Indonesia : Menghadapi krisis energi dan kelangkaan bahan bakar, yang dapat menyebabkan kenaikan harga bahan bakar minyak dan pangan di tingkat global.
- China : Konflik ini berpotensi memicu kenaikan harga minyak bumi, yang diperkirakan mencapai lebih dari $100 per barel. Sementara itu, harga bahan bakar minyak meningkat sebesar 30% di AS dan Eropa.
- India : Krisis energi dan kelangkaan bahan bakar yang terjadi akibat perang Rusia-Ukraina berdampak pada kenaikan harga bahan bakar minyak dan pangan global
- Jepang : Jepang mengimpor sekitar 10% minyak mentah dari Rusia. Oleh karena itu, perang Rusia-Ukraina dapat berdampak pada pasokan minyak mentah Jepang .
- Sebagian besar Asia Tenggara : Perang Rusia-Ukraina memberikan risiko besar pada kenaikan harga komoditas dari Rusia-Ukraina dikarenakan kedua negara tersebut merupakan negara pengekspor utama gandum.
Eropa :
- Uni Eropa : Pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19 di Uni Eropa terancam oleh perang Rusia-Ukraina. Kenaikan harga pangan dan pupuk telah menciptakan efek domino, memengaruhi harga berbagai komoditas, terutama minyak, nikel, gandum, dan jagung. Eropa menjadi tujuan utama ekspor energi dari Rusia, dengan 49 persen minyak mentah dan kondensat serta 74 persen gas alam diekspor ke Eropa pada tahun 2021.
- Jerman : Negara ini diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan PDB yang lebih tinggi sekitar 0,7% dan inflasi yang lebih rendah sebesar 0,4% jika perang tidak terjadi.
- Inggris : Seharusnya mengalami hasil panen yang 0,7% lebih tinggi dan angka inflasi yang 0,2% lebih rendah tanpa adanya konflik.
Amerika :
- Amerika Serikat : Konflik ini berpotensi meningkatkan harga minyak bumi hingga mencapai lebih dari $100 per barel, dengan kenaikan harga bahan bakar minyak sebesar 30% di AS dan Eropa.
- Brasil : Dampaknya melibatkan kenaikan harga minyak bumi dan gas alam, yang dapat mempengaruhi perekonomian Brasil.
Afrika :
- Afrika Selatan : Harga minyak mentah yang meningkat akibat perang Rusia-Ukraina dapat membawa dampak pada ekonomi Afrika Selatan.
   Banyak perusahaan multinasional di Amerika Serikat mengandalkan pendapatan dari bisnis mereka di Eropa Timur. Jika ekonomi di wilayah tersebut melambat, risiko penurunan pendapatan bisa dialami oleh sejumlah perusahaan, termasuk Philip Morris, PepsiCo, Mohawk MHK, McDonald's, dan Karnaval Corporation, yang sebelumnya mendapatkan sebagian besar pendapatan mereka dari operasi di Rusia dan Ukraina.
   Potensi kerugian pendapatan akibat konflik Rusia-Ukraina dapat berdampak negatif pada nilai saham perusahaan-perusahaan AS. Selain itu, situasi ini menempatkan Federal Reserve dalam posisi hati-hati dalam mengambil keputusan terkait kenaikan suku bunga, terutama dengan kondisi inflasi yang sudah tinggi di AS.
   Sebagai contoh, jika The Fed terus menaikkan suku bunga tanpa adanya solusi terhadap masalah rantai pasokan dan konflik yang berlanjut, ekonomi AS berisiko mengalami kontraksi.Pentingnya mempertimbangkan sisi penawaran dalam menghadapi inflasi juga menjadi perhatian utama bagi The Fed. Lonjakan inflasi di AS saat ini disebabkan oleh gangguan rantai pasokan selama pandemi COVID-19 dan peningkatan permintaan konsumen. Faktor lain yang berkontribusi termasuk kenaikan biaya energi, seperti harga minyak, gas alam, dan bensin, serta harga makanan yang mengalami kenaikan.
   Adapun tingginya ketegangan geopolitik di Ukraina saat ini diketahui memberikan dampak positif bagi sejumlah saham perusahaan di Indonesia, menurut Kepala Riset Samuel Sekuritas Indonesia, Suria Dharma. Suria menyebutkan bahwa ketegangan antara Rusia dan Ukraina telah menjaga harga komoditas tetap tinggi. Dia juga mencatat bahwa kondisi ini terkait dengan penyelesaian proyek Nord Stream 2, jalur pipa gas antara Rusia dan Jerman, yang meskipun belum beroperasi, dianggap menguntungkan Jerman sebagai pembeli dan Rusia sebagai penjual.
   Pentingnya Nord Stream 2 bagi Eropa, terutama Jerman, menciptakan kedekatan dan ketergantungan yang dapat merugikan Amerika Serikat. Situasi ini juga berdampak negatif pada Lithuania yang sebelumnya mendapatkan keuntungan dari alur distribusi gas yang sudah beroperasi. Ketegangan ini turut menjaga harga minyak di atas $90 per barel dan gas alam di atas $4 per MMBtu.
   Dampaknya juga terasa pada harga komoditas lainnya, yang tetap tinggi. Sebagai negara produsen komoditas utama seperti CPO, nikel, dan batu bara, berbanding terbalik dengan perusahaan perusahaan raksasa negara barat, beberapa perusahaan Indonesia justru mengalami berkah dari isu kenaikan harga sumber energi dan bahan pangan secara global ini, terutama bagi emiten yang terkait dengan sektor komoditas. Salah satu contohnya adalah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), yang kinerjanya didukung oleh kenaikan harga nikel dunia. Samuel Sekuritas Indonesia memproyeksikan bahwa harga nikel global masih memiliki potensi peningkatan tahun ini karena gangguan dalam rantai pasok dan tingginya permintaan.
   Dalam sebulan terakhir, saham ANTM mencatat penguatan sebesar 25,78 persen. Bahkan dalam seminggu terakhir, saham ini terus bergerak di zona positif. Pada penutupan perdagangan hari ini, Jumat (25/2), saham ANTM diperdagangkan di level 2.220.
   Sentimen serupa juga memberikan dorongan pada kinerja saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Dalam sebulan terakhir, saham INCO menguat sebesar 13,92 persen. Hari ini, saham INCO bahkan melonjak 5,88 persen menjadi 5.400. Sementara itu, saham PT Harum Energy Tbk (HRUM) juga mencatat kenaikan sebesar 12,3 persen dalam sebulan terakhir. Pada hari ini, harga saham HRUM bahkan mencapai level tertinggi dalam lima tahun terakhir, yakni di posisi 12.750.
Kesimpulan :
     Perang Rusia-Ukraina adalah konflik bersenjata yang terjadi sejak Februari 2022, yang berdampak besar pada ekonomi dan energi dunia. Perang ini menyebabkan kenaikan harga minyak bumi, gas alam, pangan, dan komoditas lainnya, serta meningkatkan ketidakpastian dan volatilitas di pasar keuangan global. Perang ini juga mengancam pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19 di berbagai negara, terutama di Eropa, yang bergantung pada pasokan energi dari Rusia. Selain itu, perang ini dapat menurunkan pendapatan dan nilai saham perusahaan-perusahaan AS yang beroperasi di Eropa Timur, serta mempersulit kebijakan moneter dan fiskal di setiap negara. IMF menyatakan perang ini sebagai ancaman serius bagi ekonomi dunia. Di sisi lain, perang ini memberikan dampak positif bagi sejumlah saham perusahaan Indonesia, terutama yang terkait dengan sektor komoditas. Beberapa contoh perusahaan yang mengalami kenaikan harga saham adalah ANTM, INCO, dan HRUM. Hal ini disebabkan oleh kenaikan harga komoditas global, seperti CPO, nikel, dan batu bara, yang diproduksi oleh Indonesia.
Sumber referensi :
(1)Mengapa Amerika Serikat Terlibat di Perang Rusia dan Ukraina? - Kompas.com.
(2)Dampak Perang Rusia Ukraina Terhadap Ekonomi AS Dan Eropa. - Liputan6.com
(3)4 Dampak Perang Rusia-Ukraina, dari Krisis Energi Hingga Perang Dingin. - Inews.id.
(4)Dampak Krisis Rusia-Ukraina terhadap Perekonomian Asia Tenggara. Kabar24.bisnis.com
(5)Negara yang Terdampak dari Serangan Perang Rusia dan Ukraina. -- Okezone.com.
(6)5 Dampak Perang Rusia-Ukraina yang Mengubrak-abrik Ekonomi Global. -- Kompas.com.
(7)Dampak Perang Ukraina dan Rusia terhadap Perekonomian Internasional . -- Kompasiana.com.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H