Puaslah hatiku, pikirmu
mencariku padahal aku pergi
hanya sementara...
Kini tak tahu engkau di mana ?
Ternyata hadirnya, penuh luka
menganga.
Tamparan di wajah ini seakan
masih membekas apalagi rasanya.
Menanti pun tidak ingin.
Namun, mengapakah dirinya
kini mengulangi memori
bersamanya ?
Kelahiran anak kami sangat
kurindu.
Namun, wanita itu mencampuri
dan wanita itu juga sampai
Profesi jadi alasan dan aku
sungguh dirasainya bersama
mereka semua yang telah ku terima
lalu aku lupakan.
Aku tangisku dan aku lupaku.
Aku tak sedih. Namun, gusar
sebab akibat itu hingga sampai
ke dunia mana pun.
Masalahku masih dekat
dengannya walau hanya ingin
dekat bersama sayang yang hadir
di dunia ini dan aku yang membawa
mereka walaupun mereka
seperti tak diinginkanku sebab
perlakuan ayah mereka dengan
yang lain.
Apakah ini sudah takdir ?
Apakah aku masih inginkan
diriku bersamanya ?
Maksudku apakah aku akan
segera lupa kepada kejadian
itu semua dan semua
perlakuan darinya dengan
yang lain-lain dirasaku
itu hinaan.
Aku pasti lupa semua itu
walaupun terasa tidak mudah
dan usaha ini membuatnya
ingin kembali.
Rasaku," Maaf, aku hanya ingin
derita ini cukup sampai
di sini !"
Orang itu pergi sebab
melihat seorang
yang sangat
penting kedudukannya
walau hanya didengar pun
Namanya orang tahu
dirinya siapa.
Aku pasti bahagia jika
yang Maha Kuasa
membantuku
walau bukan karena
Kekuasaan manusia yang
sangat baik,
paling baik yang merakyat
dan tetap dipercayai
hingga kini
dari rakyatnya.
Hari berlalu bulan berganti
Hatimu ke manakah ?
Apakah aku harus pergi kini ?
Baiklah kau bersamanya saja
Aku sudah tak mau.
Semoga anak-anakku
baik-baik saja
walau hanya di dalam
penjagaannya, di dalam
tempat khusus dan
steril bersama tim dokter
menjaga kesehatannya
biar tetap stabil.
Maksudku, Allahuakbar.
by Jelita Sari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H