Kenangan indah bersamamu menggapai semua rasa dari asa yang lebur dengan keyakinan berdua untuk menjalani hidup ini.
Menggapaimu, merasakan menangismu, bermanjamu bersama dengan harang angkut rasa menyatukan dua rindu yang bersama selamanya.
Dua waktu dan satu jiwa telah lama menyatu satu dalam waktu dan lamunan buah rindu yang gelap. Ntah, terang yang datang seperti apa dan bagaimana memintanya untuk terus menguji kita biar tetap tegar mendulang kembali dengan tekad sekuat baja.
Pengharapan dan penghasilan, rampung yang ada Engkau risih dengan lamanya jalan itu menyatukan dua keyakinan yang sejalan.
Pulang kembali ke pangkuan yang sungguh jernih <3 dan sayangnya buat mengisi saja buat apa ?
Apakah itu keterpaksaan rindu yang membuat memaksakan bersama dan rapuhku melintasi alam jagad raya yang bukan main luasnya. Seluas matamu dangan pandangan dari-Nya penuh dengan karya penuh imajinasi melintasi seluruh Arsyi Maha Luas. Bukan tetapi itu dilintaskan buat yang menyukai semua dengan Kasih dan Sayang-Nya.
Ramadan penuh dengan Barokah dan ampunan-Nya datang buat penantian dari banyak di muka bumi ini. Sayang jika itu berulang tanpa bisa menjaga dan mendapatkan berkah-Nya maka yang mengerti dapat membayarkan dari manapun asalnya mencoba raih kembali keberkahan-Nya.
by Jelita Sari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H