Kasih Itu
Lama sudah hari itu berlalu
nampak di sana hujan yang dingin
dengan butir-butir yang berurutan
jatuh di tanah.
engkau di mana kasih ku ?
Apakah aku di hidup mu ?
Kasih mu dan sayang mu
ke mana aku mengadu
kalau bukan hanya bersama mu
engkau tangisanku ketika itu
Namun kini bukan aku dipeluk mu
Tetapi, engkau dipelukan erat ini.
Apakah engkau juga kasih itu ?
Sayang yang jauh dan separuh aku
Lah diri ku dan bukan dirinya
atau pun diri yang lain.
Mengapakah aku menangis mu ?
Tanya diri sendiri bukan kepada mu
hanya kepada Nya ?
Mengapakah aku bersandar
penuh harap dan perasaan buat mu
Apakah engkau mendapatkannya ?
Janganlah tangisku buat mu takut
Sebenarnya aku menangis tentu
hanya dengan rasa sedih sendiri.
Apakah engkau menghiburku ?
Apakah engkau menangis juga ?
Waktu pun berlalu
tanpa permisi aku hanya
memelukmu erat.
Tanpa mengucapkan sesuatu
engkau melangkah dengan ku
diri ini di kala itu.
Hujan yang berhenti
Menambah sejuk warna
Mata indah mu
Aku menyukaimu
lebih dari waktu itu
Kasih mu itu tanpa noda
dihadapanku
Cerita mu bersama jalan
yang engkau tempuh
hanya ingin bersama ku
dalam setiap kasih mu
Apakah aku salah menyukaimu
lebih dari rasa sayang mu kepadaku ?
hanya kepadaku.
Kamu lah rasa kasih itu
Tanpa mu berjalanku
tak dapat berkah dan kebaikanNya.
Kamu bukan Penyeruku
Mungkin kamu dapat menjagaku.
Namun, Kamu
bukan pula Penjagaku.
Baiklah kekasih ku
baiklah sayang ku
Sayang dan kasih ku
Apakah engkau betah ataupun
letih masih bersama ku ?
Aku hanyalah aku
dan bukanlah dirimu.
Benar dirimu mengadulah
hanya kepadaNya.
Kita nikmati hidup ini
Hingga waktu yang memisahkan.
oleh Jelita Sari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H