HUJAN DITEPI PENANTIAN
Adakah sinar yang seindah binar raut muka nya ?
ingatan itu
parah nya melanda
hujan tanpa henti
Bersama angin yang bertenaga ekstra
Menarik semua nya lalu memindahkan ke mana pun mau
Kabur belum tentu terhambat sembilu tajam
Bagaimana jika terang nya yang membuat semakin sempit di dada ?
Masa ada orang yang tidak mengerti ?
mungkin saja
Masa ada orang yang seperti mengerti juga seperti paling mengerti ?
Apa mungkin seperti itu ?
Oh..., hanya hujan dengan penuh duka lara di dadanya membawa pedih dan perih sendiri ditepi penantian sunyi.
Langit juga tetap berada di atas sana dan sangat tinggi nya.Â
Apa burung mau bernyanyi indah ?
Apa seperti ingin diiringi oleh dawai bersama nada pelipur hati ?
Senang nya dan takdirnya masih disimpan baik Illahi.
Mengapa hujan juga mengisyaratkan kehancuran hidup ? siapa ?
Apa angin ingin menjawabnya ?
Apakah badai bersamanya hanya diam saja ?
Apa langit ingin menghentikan semuanya ?
Apa tanya bukan untuk dijawab ?
Apa jawabannya penuh dengan penantian itu ?
Siapakah yang menanti dirinya ?
Siapakah yang mencarinya ?
Siapakah yang menyayanginya ?
Siapakah yang melindunginya ?
Apakah masih ada yang perduli ?
Apakah masih inginkan kebahagian ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H