Mohon tunggu...
JELITA SARI
JELITA SARI Mohon Tunggu... Lainnya - JELITA SARI EP0157971 MITRA BISNIS PREMIER SILVER PT VERITRA SENTOSA INTERNASIONAL DAN PT TRENINET SENTOSA INTERNASIONAL.

http://bit.ly/BisnisUsahaSDP http://bit.ly/mendaftargratisdiMAB http://bit.ly/joindiMAB (Batch 9, Referral Sippass1)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hujan di Tepi Penantian

24 Januari 2022   17:48 Diperbarui: 3 Februari 2022   04:49 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

HUJAN DITEPI PENANTIAN

Adakah sinar yang seindah binar raut muka nya ?

ingatan itu

parah nya melanda

hujan tanpa henti

Bersama angin yang bertenaga ekstra

Menarik semua nya lalu memindahkan ke mana pun mau

Kabur belum tentu terhambat sembilu tajam

Bagaimana jika terang nya yang membuat semakin sempit di dada ?

Masa ada orang yang tidak mengerti ?

mungkin saja

Masa ada orang yang seperti mengerti juga seperti paling mengerti ?

Apa mungkin seperti itu ?

Oh..., hanya hujan dengan penuh duka lara di dadanya membawa pedih dan perih sendiri ditepi penantian sunyi.

Langit juga tetap berada di atas sana dan sangat tinggi nya. 

Apa burung mau bernyanyi indah ?

Apa seperti ingin diiringi oleh dawai bersama nada pelipur hati ?

Senang nya dan takdirnya masih disimpan baik Illahi.

Mengapa hujan juga mengisyaratkan kehancuran hidup ? siapa ?

Apa angin ingin menjawabnya ?

Apakah badai bersamanya hanya diam saja ?

Apa langit ingin menghentikan semuanya ?

Apa tanya bukan untuk dijawab ?

Apa jawabannya penuh dengan penantian itu ?

Siapakah yang menanti dirinya ?

Siapakah yang mencarinya ?

Siapakah yang menyayanginya ?

Siapakah yang melindunginya ?

Apakah masih ada yang perduli ?

Apakah masih inginkan kebahagian ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun