Beberapa bulan ini suhu udara di Indonesia terasa cukup panas, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. Hal tersebut tidak terlepas dari banyaknya pengguna kendaraan berbahan bakar minyak. Apakah kalian pernah berpikir bahwa ternyata penyebab suhu bumi mengalami kenaikan ini karena banyaknya gas buang dari transportasi berbahan bakar minyak yang selama ini kita gunakan sehari-hari?
     Menurut laporan Global Carbon Budget tahun 2024 yang diolah Our World in Data, Indonesia merupakan negara penghasil emisi karbon tertinggi di Asia Tenggara dengan urutan ke-20 di dunia. Sejak tahun 1750-2022, Indonesia telah menghasilkan sekitar 15,7 miliar ton karbon dioksida, belum termasuk emisi dari penggunaan lahan. Namun, sebagian besar emisi karbon Indonesia berasal dari deforestasi serta pembakaran bahan bakar fosil. Hal ini merupakan tantangan besar bagi kita untuk lebih peduli terhadap lingkungan, terutama terhadap kualitas udara yang kita hirup setiap hari.
     Di masa sekarang ini, siapa sih yang tidak ingin hidup di kota dengan udara bersih dan bebas polusi? Di tengah tantangan besar seperti kemacetan, ketergantungan pada bahan bakar fosil, serta polusi udara dan emisi karbon, kendaraan listrik muncul sebagai solusi atas kebutuhan akan transportasi yang ramah lingkungan. Dengan emisi gas buang yang jauh lebih sedikit, kendaraan listrik tidak hanya memberikan harapan bagi kualitas udara, tetapi juga mendukung upaya transisi energi bersih. Di Indonesia, isu ini semakin relevan karena jumlah kendaraan bermotor yang terus meningkat.
     Tidak hanya soal teknologi, kendaraan listrik juga membawa harapan baru untuk masa depan yang lebih baik bagi lingkungan maupun masyarakat. Tetapi, transisi dari kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan listrik tidak semudah. Masih ada tantangan besar yang harus dihadapi.
     Pemerintah Indonesia punya mimpi besar untuk kendaraan listrik di masa depan. Dilansir dari Kementerian ESDM pada laman esdm.go.id, targetnya pada tahun 2030 akan ada 2 juta mobil listrik dan 13 juta motor listrik yang melintas di jalanan kita. Untuk mewujudkan tujuan ini, pemerintah tidak hanya akan memberikan subsidi besar-besaran, tetapi juga menerapkan kebijakan pajak yang mendukung agar kendaraan listrik menjadi lebih terjangkau. Tidak hanya itu, Indonesia juga punya keuntungan besar dari sumber daya alamnya. Negara kita adalah salah satu produsen nikel terbesar di dunia, bahan utama untuk baterai kendaraan listrik. Sayangnya, meski memiliki potensi besar, infrastruktur pendukung seperti stasiun pengisian listrik (SPKLU) masih belum cukup memadai.
     Membahas soal kendaraan listrik, salah satu hal yang membuat tertarik adalah dampaknya terhadap lingkungan. Kendaraan listrik memang dikenal dengan dampak positifnya terhadap lingkungan karena dianggap "zero-emission." Tapi faktanya, di Indonesia, sebagian besar listrik masih berasal dari pembangkit batu bara, yang berarti emisi karbon tetap ada. Oleh karena itu, untuk memaksimalkan kendaraan listrik, penting untuk beralih ke sumber energi terbarukan. Selain ramah lingkungan, kendaraan listrik juga membuat perjalanan lebih nyaman, seperti suara mesin yang lebih halus dibandingkan kendaraan berbahan bakar minyak. Bayangkan saja, jika kendaraan listrik semakin banyak digunakan, kita bisa menikmati jalanan yang lebih tenang dan nyaman.
Di level lokal ada beberapa universitas di Indonesia, salah satunya Universitas Indonesia dan Universitas Airlangga yang sudah mulai melangkah lebih maju, lho! Beberapa kampus ini telah menyediakan kendaraan listrik untuk mendukung mobilitas sivitas akademika di lingkungan kampus. Dengan kendaraan listrik ini, mahasiswa bisa lebih cepat menjangkau tujuan tanpa harus repot-repot jalan kaki. Selain membuat hidup mahasiswa lebih efisien, langkah ini juga menjadi bukti nyata, bahwa kampus peduli dengan isu keberlanjutan. Semoga inovasi seperti ini bisa terus berkembang dan menginspirasi lebih banyak institusi di Indonesia ya!
Meskipun prospek kendaraan listrik cerah, tentu tetap ada tantangannya. Harga kendaraan yang relatif mahal, infrastruktur SPKLU yang terbatas, dan ketergantungan pada sumber listrik tidak terbarukan masih menjadi kendala utama. Namun, pemerintah terus berupaya untuk memperluas jaringan pengisian daya dan memberikan insentif kepada masyarakat. Selain itu, penting sekali untuk melibatkan masyarakat muda dalam transisi ini terutama mengenai edukasi soal pentingnya transportasi ramah lingkungan. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat, diharapkan penggunaan kendaraan listrik akan semakin cepat berkembang.
Masa depan kendaraan listrik di Indonesia memang penuh tantangan, tetapi juga membawa harapan besar. Dengan kebijakan yang tepat, dukungan teknologi, dan inovasi di level lokal seperti di tingkat universitas, kendaraan listrik bisa menjadi solusi nyata untuk transportasi ramah lingkungan. Yuk, jadi bagian dari perubahan! Mulai dari langkah kecil dengan mendukung inisiatif kendaraan listrik di sekitar kita. Masa depan hijau ada di tangan kita!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H