Pancasila merupakan salah satu pedoman yang di implementasikan dalam kehidupan sehari hari. Karena pancasila sebagai dasar bernegara yang memiliki nilai-nilai yang tertuang dalam sila pertama sampai kelima. Kita tahu dalam kehidupan tidak lepas dari sebuah ideologi.Â
IdeologiDimana dalam ideologi negara kesatuan republik indonesia mencakup semua aspek kehidupan, yang sangat relevan dalam konteks indonesia yang banyak dikenal keberagaman agama dan budaya berbeda.
Dari sini kita tahu jika tidak ditegakkannya nilai-nilai Pancasila, maka banyak sekali persoalan persoalan yang yang dapat menjadi sebuah perpecahan. Ketika nilai- nilai Pancasila diabaikan dan tidak diterapkan dalam perilaku dalam sehari- hari, masyarakat dapat kehilangan nilai moral dan ideologis yang dapat mempersatukan hal agama, ras, suku dan bahasa yang beragam. Perbedaan dapat berubah menjadi konflik jika tidak di implementasikan nilai- nilai Pancasila.
Belakangan ini banyak sekali isu- isu persoalan tentang keberagaman agama menjadi konflik dalam ideologi bernegara.
Misalnya, sekarang terdapat beberapa kelompok ataupun oknum yang mendiskriminasi terhadap suatu kelompok lain. Hal tersebut dapat menghilangkan rasa persatuan dan kesatuan yang menjadikan perpecahan.
Selain itu, sila kelima juga berkesinambungan dengan hal tersebut, dimana jika tidak di terapkan, ketimpangan sosial semakin meluas. Penerapan ini tidak hanya dimulai dari faktor eksternal, tetapi dari internal (dalam diri sendiri) terlebih dahulu. Faktor internal dapat mempengaruhi yang bisa menjadi pelaku menciptakan kesenjangan yang memicu rasa ketidakpuasan dalam diri dan dapat bertindak ketidakadilan dalam kalangan masyarakat.
Faktor tersebut dipengaruhi juga karena kurangnya pemahaman terhadap nilai-nilai nilai Pancasila, dampak dari egoisme kelompok, dan hilangnya rasa solidaritas yang didapatkannya. Misalnya, dalam satu kelompok ada salah satu individu yang selalu mementingkan kepentingan pribadi terlebih dahulu daripada mementingkan suatu kelompok nya. Hal tersebut disebut juga bertindak ketidakadilan dalam sehari hari.
Salah satu faktor yang sering muncul adalah krisisnya moral dan etika, dimana rasa kebersamaan empati antar sesama mulai luntur dengan adanya perkembangan teknologi atau aspek lainnya.
Teknologi dapat mempengaruhi kepribadian dan perilaku seseorang individu. Ketika digantikan individualisme dan egoisme, terciptalah sikap acuh tak acuh terhadap orang lain, dan ini menjadi awal dari ketidakadilan. Orang hanya cenderung mementingkan kepentingan keuntungan pribadi tanpa memerhatikan dampak lingkungan sekitarnya. Dalam hal ini, rasa persatuan sebagai bangsa yang seharusnya dikuatkan oleh nilai-nilai nilai pancasila justru semakin melemah.
Selain itu juga, kesenjangan juga bisa diperparah oleh ketidakmampuan atau kurangnya kebijakan dari pemimpin atau institusi negara dalam menegakkan keadilan dan hukum secara merata yang ada di sila kelima.
Oleh karena itu, penerapan Pancasila adalah bagian terpenting yang harus dilakukan secara konsisten dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menjadi bagian kunci utama dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Nilai-nilai Pancasila harus tetap terus di perkuat dan di implementasikan oleh semua lapisan masyarakat dan para pemimpin juga agar dapat menjadi negara damai, adil, dan sejahtera bagi semua.
Pancasila juga bukan hanya sekedar tulisan yang tertulis, tetapi hal yang secara tidak langsung mengarah pada bertindak, bersikap, dan berpikir. Dalam konteks ini, keberagaman mengajarkan pentingnya sikap toleransi dan saling menghormati yang memiliki empati antar umat beragama.
Di dalam sila pertama berbunyi" Ketuhanan Yang Maha Esa", menegaskan bahwa pentingnya kebebasan dalam memeluk suatu agama dan suatu bentuk penghormatan terhadap keyakinan masing- masing individu. Ini membentuk dasar dalam hubungan keragaman agama dipandang kekayaan sebuah negara, bukan ancaman.
Dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila juga mendorong penerapan gotong royong, solidaritas, dan kesetaraan. Misalnya, dalam menghadapi tantangan sosial, seperti nilai- nilai Pancasila persatuan dan keadilan sosial yang menjadikan landasan paling dasar bagi masyarakat untuk mencapai kesejahteraan bersama.
Dengan demikian, Pancasila bukan hanya menjadi ideologi sebuah negara saja, tetapi juga sebagai dasar moral yang membentuk dan menumbuhkan perilaku warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Pancasila sebagai ideologi memberikan ruang bagi setiap agama untuk berkembang tanpa mengesampingkan nilai- nilai Pancasila. Dalam hal ini agama dan Pancasila saling berkesinambungan dan saling melengkapi.
Untuk menjaga Pancasila sebagai dasar negara sekaligus mempersatukan bangsa indonesia, dengan beberapa cara sebagai berikut:
1. Mengedukasi Pemahaman di Akademik:
Pendidikan tentang Pancasila harus ditekankan sejak dini atau sejak kita duduk dibangku sekolah di kenalkan di sekolah- sekolah dan dilingkungan masyarakat. Banyak sekali diantara anak- anak belum tahu bahwa Pancasila bukan hanya tulisan ataupun slogan yang hanya bisa dipandang saja, tetapi sebagai implementasi dalam bertindak, bersikap, dan berfikir.
2. Meningkatkan Dialog Antar Beragama:
Membuka dialog yang bersifat terbuka dan transparansi untuk saling memahami dan menghargai, agar dikemudian hari ada sesuatu yang diluar prediksi yang berpotensi kesalahpahaman yang bisa memicu konflik antar umat beragama. Tokoh agama dan para pemangku kepentingan, seperti masyarakat sipil atau menteri agama aktif dalam pertemuan kelompok- kelompok lintas agama untuk membicarakan isu- isu yang terjadi.
3. Menegakkan Hukum Yang Adil:
Negara juga harus ikut serta dalam menegakkan hukum bagi pihak yang memicu konflik persoalan kekerasan atau mengundang penistaan terhadap agama. Selain itu, memastikan tidak ada hak istimewa bagi salah satu keyakinan dan tidak memaksakan suatu kepercayaan kepada orang lain untuk memeluk suatu agama.
4. Peningkatan Pertemuan Para Tokoh Agama dan Adat:
Para tokoh agama dan adat bisa menjadi media untuk mempersatukan perdamaian dalam berumah beragama. Mereka memiliki peran juga dalam memberikan contoh dalam beragama dan berbudaya dengan menjaga nilai- nilai Pancasila. Contohnya saja, kita tahu bahwa walisongo dulu sebagai media perantara untuk mendedikasikan dalam beragama dengan perbedaan budaya alat- alat yang digunakannya.
5. Peningkatan Kesadaran Melalui Media:
Media massa dan media sosial bisa juga menjadi alat untuk menyebarluaskan pesan- pesan pengetahuan damai dalam beragama dan meningkatkan rasa toleransi antar beragama. Melakukan kampanye- kampanye yang melihatkan kebersamaan persatuan, misalnya saja kemarin pada saat terjadinya saudara kita terkena serangan di palestina itu melakukan kampanye besar- besaran yang diikuti oleh berbagai tokoh agama lintas agama. Dari situ kita tahu jika perbedaan agama tidak menjadi penghalang atau memunculkan gagasan negatif.
6. Perlibatan Generasi Muda: Generasi muda harus aktif dan terlibat dalam moderasi bergama. Misalnya, sebagai mahasiswa terdapat organisasi- organisasi yang menunjang generasi muda untuk memiliki gagasan untuk mendamaikan bebagai agama. Disitu kita memiliki peran aktif yang bisa dilakukan sebagai bentuk nasionalisme.
Dengan mengutamakan nilai-nilai kebersamaan, toleransi, dan saling menghormati atau juga disebut moderasi umat beragama yang terkandung didalam Pancasila, masyarakat indonesia juga berperan aktif dalam menciptakan kedamaian dan kesejahteraan di tengah perbedaan. Dengan demikian, Ideologi Pancasila saling melengkapi didalam kehidupan sehari hari yang dapat menumbuhkan NKRI yang damai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H