Sementara di Blok Mahakam, SS begitu semangat memberikan 100% keseluruhan proyek kepada Pertamina. Ternyata keputusan ini merupakan desakan dari Rini yang ingin memberikan konsesi kepada Bakrie Group. SS memperparah keputusan tersebut menyerahkan Blok Gebang di Sumatera Utara kepada EMP Group, padahal di sana Pertamina mengusai 50% saham.
SS tak melupakan pengalamannya saat menjabat di Pertamina ISP. Pola transaksi dengan NOC Libya yang akan dicoba terapkan pada tahun 2009 akan dipakai lagi. Kali ini ISC dikomando oleh Daniel Purba. Transaksinya masih mengandalkan pola yang sama: melibatkan sang Guru Besar, Nasrat,dan Concord Energy.
Daniel Purba berulang kali mengajukan usulan pergantian prosedur tata cara mendapatkan pasokan migas. Ia ingin melakukan penunjukan sepihak pada NOC. Upaya Daniel tersebut diganjal Dwi Soetjipto, Dirut Pertamina. Dwu sampai hari ini mendiamkan usulan itu dan ogah menandatangani. Dwi tahu persis siapa otak dari semua ini, tak lain dan tak bukan adalah Ari Sumarno dan SS.
Sikap tidak kooperatif Dwi berbuah murka SS dan Ari yang disampaikan melalui Rini. Sembari terus menekan Dwi untuk segera meneken perjanjian, SS sangat rajin menyambangi berbagai NOC di Timur Tengah, seperti Aramco, Ednoc, Kuwait Petro dll. Gencarnya SS berkunjung ke NOC luar negeri haruslah dicermati secara teliti dan serius. Dalam sejarah Indonesia, tak ada menteri ESDM yang getol mendatangi NOC-NOC kecuali SS kini.
Belajar dari kasus 2008, ketika SS menjabat SVP ISC dalam kasus NOC Libya melalui Concord Energy, pola serupa diterapkan oleh Daniel Purba. Rancang kerjasama apik itu disusun bersama Daniel Purba, SS, dan Ari Sumarno. Tiga serangkai tersebut sering bertemu di bilangan Bundaran Hotel Indonesia untuk menyusun rencana busuk dalam rangka menyukseskan ISC dan Concord Energy dalam memasok minyak mentah dan BBM ke Indonesia.
Sudirman Said (SS) kini dinilai sebagai pahlawan karena melaporkan Setya Novanto (Setnov) atas pencatutan nama presiden dan wakilnya. Ceritanya pencatutan itu dilakukan dalam usaha Setnov untuk mengamankan kontrak dengan PT Freeport. SuSS Said selaku menteri ESDM melaporkan seorang politisi terhormat ke Majelis Kehormatan Dewan. Apalagi perusahaan yang terlibat adalah PT Freeport Indonesia. Banyak pihak berpendapat Indonesia haruslah memberikan Standing Applause pada sang menteri.
SS belakangan sering tampil di berbagai media. Contohlah wawancara eksklusif bersama Kompas TV di hari Selasa tanggal 10 November 2015. SS bermain drama dengan melontarkan petunjuk siapa sebenarnya mafia yang terlibat dalam perpanjangan kontrak Freeport. Publik pun mendadak mengelu-elukannya agar membeberkan informasi lebih jauh. Namun menilik ke belakang, apakah benar dia menapaki jalan yang bersih hingga sampai pada posisinya sekarang?
SS masuk dalam industri migas melalui Pertamina kala dipimpin oleh Ari Sumarno, kakak kandung Rini Sumarno (menteri BUMN). Ari Sumarno sendiri awalnya adalah pegawai karir Pertamina di bagian pengolahan. Pada tahun 1990, ia terbukti melakukan penyimpangan dalam pembangunan kilang minyak LNG Bontang (Baca: http://finance.detik.com/read/2006/03/08/195905/555082/4/ari-soemarno-dirut-pertamina-yang-pernah-terpinggirkan dan http://www.jokowinomics.com/2015/06/24/opini/kejahatan-ekonomi-ari-soemarno/). Ari diturunkan dari jabatan namun pasca reformasi dipromosikan menjadi Presdir Petral Singapura. Petral Singapura sendiri adalah partner dagang pemasok minyak Pertamina.
SS menjabat staf ahli dirut Pertamina pada tahun 2007-2008. Posisi SS kemudian naik menjadi Wakil Direktur Senior dan mengemban tanggung jawab di bagian Integrated Supply Chain. Posisinya sebagai ISP Pertamina berlangsung dari 2008 sampai 2009.
Ketika Ari Soemarno mendapuk jabatan sebagai Dirut Pertamina, dibantu oleh tiga orang aktor utama. SS, Widhyawan Prawiraatmadja, dan Karen Agustiawan. Ari Soemarno kala itu berencana membawa Concord Energy untuk menggantikan PT Petral Energy lewat Pertamina Integrated Supply Chain. SS mendadak memegang peranan penting sebagai supervisor pemasok minyak mentah dan BBM. Portofolio SS sebagai mantan aktivis pemberantasan korupsi ternyata ampuh meraih dukungan.
Jual Beli Tanpa Lelang