Mohon tunggu...
Rudi Erwanto
Rudi Erwanto Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Vlogger

Menenulis untuk menambah wawasan dan memberi suatu informasi kepada rekan yang lainnya.| Instagram : Rudi_erwan74 | Facebook : Rudi erwan | Email : Rudierwan74@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Corona Membuat Ekonomi Merana

19 Maret 2020   13:13 Diperbarui: 20 Maret 2020   13:19 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Virus Corona

Corona Oh Corona begitulah kata yang banyak dikatakan orang sekarang, apalagi setelah Indonesia menyatakan ada warga negaranya yang positif terjangkit Covid 19. Ketidakpastian ekonomi kian hari kian jadi, belum juga reda efek perang dagang AS dan China, kini ekonomi global, tak terkecuali Indonesia yang sudah mengalami pandemi virus corona dan 'perang minyak' antara Arab Saudi dan Rusia.

Harga minyak anjlok, bahkan sempat menyentuh level terdalamnya lebih dari 25 persen, penurunan harian terbesar sejak Perang Teluk pada 1991 silam. Di dalam negeri, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun melorot 6,58 persen ke level 5.136 pada perdagangan awal pekan ini. Penurunan terus berlanjut hingga saat ini. Sejak awal tahun, boleh dibilang pergerakan bursa saham domestik terseok-seok.

Kondisi mewabahnya virus corona telah membuat perekonomian negara-negara mitra dagang strategis Indonesia terpukul. Indonesia,bakal merasakan dampak buruknya.Bahkan, berdasarkan penghitungan pemerintah, pelemahan perekonomian China sebesar 1%, bisa membuat ekonomi Indonesia turun hingga 0,3%. Artinya, pertumbuhan ekonomi tahun ini kemungkinan hanya tumbuh di bawah 5%. Target pertumbuhan ekonomi 2020 dipatok 5,3%.

Belom lagi ancaman resesi yang sudah didepan mata ditambah lagi wabah corona membuat ekonomi kian babak belur. Sektor yang paling merasakan adalah bisnis perhotelan. Pengusaha hotel di Indonesia mulai merumahkan karyawannya imbas sepinya kunjungan wisatawan. Semenjak virus corona (Covid-19) merebak jumlah orang yang berlibur berkurang drastis. Hal itu ikut memukul bisnis perhotelan.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani menjelaskan keputusan merumahkan karyawan didasari kesepakatan bersama karena situasi sedang sulit. "Itu memang tidak bisa dihindari ya karena kan otomatis, kalau okupansinya itu drop otomatis kan perusahaan kan harus bisa mengelola operasional hotelnya ya. Kalau tingkat revenue-nya tidak bisa naik, otomatis biayanya harus dikurangi." sumber detik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun