Mohon tunggu...
La Here Kaharfin
La Here Kaharfin Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Pengajar Universitas Negeri Gorontalo

Menjelajahi sisa usia dengan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Banyak Digunakan, Hitung Berat Badan Ideal Pakai BMI Masih Relevan kah?

4 Oktober 2024   07:57 Diperbarui: 4 Oktober 2024   08:07 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Stevepb from Pixabay

Maka berdasarkan hasil perhitungan diatas, seseorang dengan berat badan 60 kg dan tinggi 163 cm termasuk dalam berat badan yang normal atau ideal.

Akan tetapi, seperti halnya beberapa alat ukur berat badan ideal lainnya BMI mempunyai beberapa kekurangan. Bahkan, kekurangan pada metode BMI bisa membuat anda beralih ke metode lain.

Beberapa alasan yang membuat para ahli kesehatan tidak lagi menganjurkan penggunakan BMI dalam menghitung berat badan ideal, diantaranya :

  • Komposisi Tubuh. Metode BMI menyamaratakan perhitungan tanpa memperdulikan komposisi tubuh seseorang. Komposisi tubuh manusia terdiri dari air, lemak, otot, kerangka dan jaringan lainnya seperti jantung, lambung, usus dan lain-lain. Ketika seseorang melakukan perhitungan BMI maka komposisi tubuh seseorang tidak menjadi prioritas. Sehingga, nilai BMI seseorang bisa saja tinggi bahkan masuk pada standar obesitas tapi komposisi badannya didominasi oleh otot dan lemak yang rendah seperti pada bodybuilder.
  • Distribusi Lemak. Setiap orang mempunyai pola distribusi lemak yang berbeda-beda. Ada yang lemaknya menyebar diseluruh tubuh, ada yang di lengan dan paha, ada yang diperut dan ada yang lemaknya hanya terkonsentrasi di area posterior. BMI sebagai salah satu alat kesehatan tidak bisa memperhitungkan distribusi lemak ini. Sehingga orang yang hasil BMInya rendah atau normal bisa saja mempunyai lemak badan yang tinggi tapi hanya terkonsentrasi pada satu tempat. Hal ini seperti yang terjadi pada orang-orang dengan masalah Skinny Fat.
  • Usia dan Jenis Kelamin.  Semakin tua usia seseorang akan semakin berkurang masa ototnya. Kekurangan masa otot membuat sebagian orang malas bergerak sehingga membuat lemak semakin meningkat. Pada wanita, lemak tubuh lebih cepat naik disebabkan oleh beberapa faktor seperti perbedaan komposisi tubuh dari pria, hormon ekstrogen yang berperan penting dalam penyimpanan lemak, perbedaan aktivitas fisik dari pria dan metabolisme tubuh yang terus berkurang mengikuti usia. BMI tidak dapat digunakan untuk mengukur kemungkinan-kemungkinan diatas sehingga pria dan wanita atau anak muda dan orang tua dengan nilai BMI sama bisa jadi mempunyai kadar lemak yang jauh berbeda.
  • Stigma Sosial. Penggunaan BMI dapat mempengaruhi opini masyarakat terhadap pola hidup sehat. Artinya, orang akan berpendapat bahwa tidak perlu menjaga pola hidup sehat seperti olahraga, istirahat, menjaga pola makan dan sejenisnya  selama nilai BMI masih normal.

Menggantikan metode Body Mass Indext atau BMI ada beberapa metode perhitungan berat badan ideal yang lebih dianjurkan untuk digunakan seperti mengukur rasio lingkar pinggang dan tinggi badan, rasio lingkar pinggang dan lingkar pinggul, dan persentase lemak tubuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun