Mohon tunggu...
M. Gazali Noor
M. Gazali Noor Mohon Tunggu... Jurnalis - Wartawan.

Hobi pada buku bacaan dan pemikiran rasional dan humanis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketika Pewarta Timses Coba Kuras Perasaan Pemilih dengan Sastra Ambyar

30 September 2024   00:23 Diperbarui: 30 September 2024   00:58 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kata "panas" berkaitan dengan api sebagai sifat yang membakar, cocok untuk menggambarkan perang urat syaraf atau pertentangan yang sangat keras.

Mungkin maksudnya ingin menulis "tensi politik yang meninggi" atau "pertarungan politik yang sengit". Tapi karena pengetahuan kosa kata yang minim ditulisnya saja "memanas".

Ada lagi beberapa tulisan seperti berikut ini yang akan kita komentari satu persatu.

"antusias warga disepanjang gang-gang perkampungan warga"

Kata memakai gambaran tempat-tempat yang dilukiskan secara umum demikian, cocoknya apabila mayoritas warga disitu sudah sangat merasa berhutang budi pada si calon atau bagi masyarakatnya si calon adalah harapan hidup matinya. Kata demikian biasa terdapat di cerita-cerita pahlawan super hero atau cerita nabi-nabi.

"warga pun tak terbendung berhamburan keluar menyambut"

Bayangkan, begitu mendengar kedatangan sang calon, warga yang ada di dalam rumahnya dikatakan pada berlarian keluar rumah. Masuk akal?

Kata "berhamburan keluar" dipakai apabila terjadi peristiwa mendadak yang mengejutkan. Akan tetapi rencana kedatangan si calon tadi sudah diketahui warga, waktu dan jamnya akan datang berkampanye ke kampungnya sudah diketahui. Ya bukan?

Sebenarnya banyak lagi bahasa sastra ambyar yang salah pakai diberita tertentu tadi. Bisa-bisa bikin mereka yang bertalenta linguistik senyum-senyum.

Singkatnya, barangkali hal itu terjadi karena tidak memiliki talenta dalam menulis, kurang paham memainkan dan menempatkan hiperbola, ditambah terlalu haus atensi untuk calon jagoannya di Pilkada. Memaksakan diri. Mendramatisir atau mengidealisasi yang salah tempat.

Coba bayangkan lagi andai mereka yang seperti ini ngoyo sebagai yang punya kartu kompetensi, dan layak menjadi koordinator yang akan mendikte penulisan seluruh berita para pewarta tim sukses, apa tidak runtuh gedung CNN atau Reuters?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun