Mohon tunggu...
Heri Agung Fitrianto
Heri Agung Fitrianto Mohon Tunggu... lainnya -

Penikmat wisata dan perjalanan yang tinggal di Kota Tuban - Jawa Timur.\r\n\r\nArtikel2 perjalanan saya yang menarik lainnya bisa Anda baca di blog saya : http://jelajah-nesia2.blogspot.com dan http://jelajah-nesia.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Menyusuri Indahnya Masjid Jin di Malang

24 Agustus 2013   18:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:52 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa pengunjung saat itu  tampak kebingungan. Mereka seperti hendak mencari jalan untuk naik ke lantai atas gedung berlantai 11 itu. Begitu pula dengan pengunjung lainnya yang hendak turun. Walau ada petunjuk jalan yang terpasang pada beberapa titik tanpa disertai pemandu, tetap saja kebingungan itu melingkupi pengunjungnya. Pasalnya disana ada banyak banyak tangga yang naik atau turun dengan tiga kemungkinan.

Kemungkinan itu adalah akan membawa pengunjung menuju ke lantai berikutnya, menuju ke ruangan buntu atau kembali pada lokasi semula.
Begitulah suasana yang biasa terjadi dan bisa dijumpai saat berkunjung ke Masjid Jin atau Masjid Tiban yang berlokasi di daerah Turen - Malang, Jawa Timur. Sesuai dengan namanya yang unik, kebingungan itu terasa menjadi pengalaman unik bagi pengunjung disamping pengalaman menikmati pesona keindahan bangunannya.
Memasuki satu dari dua pintu utama itu saja sudah membuat saya juga merasa bingung mau mengawali penyusuran ruangan-ruangan disana karena hendak memulainya dari mana terlebih dahulu.
Akhirnya saya menyusuri lantai yang paling bawah terlebih dulu. Rasa decak kagum saya senantiasa mengalir tiada henti menyimak keindahan pada ornamen, interior dan eksterior  bangunan.
Ornamen yang umumnya  berupa kaligrafi itu tampak indah dan harmonis dalam perpaduan warna emas, biru dan putih. Belum lagi dengan adanya akuarium dan  lampu hias yang berwarna-warni yang tentu bila menyala pada malam hari akan semakin menambah keindahannya.
Dari  di tengah perjalanan pada lantai 1 bisa dijumpai halaman yang luas dengan bangunan di sekitarnya yang beberapa diantaranya banyak yang masih belum selesai pengerjaan dan pembangunannya.Lantai paving stone dan pilar-pilar  yang dicat dengan pola warna tertentu menjadi pelengkap keindahannya.
Pada ujung lantai 1 itu ternyata bersambung pada Halte 2  sebagai tempat bagi pengunjung untuk laporan pada petugas jika hendak meninggalkan kawasan ini dan menukarkan tiket masuknya yang tidak dipungut biaya alias gratis itu.
Setelah menikmati panorama di lantai dasar, saya kemudian menuju ke lantai berikutnya yang juga banyak terdapat tangga naik dan turun. Sebenarnya disana juga terdapat lift. Tetapi menurut informasi dari seorang santri yang saya konfirmasi menjelaskan bahwa lift itu hanya digunakan untuk tamu yang khusus dan istimewa saja.
Pada lantai kedua hingga selanjutnya itu juga terdapat banyak ruangan dengan ornamen yang indah dan artistik. Diantaranya adalah ruangan Ndalem Lama dan Ruangan Ndalem Baru sebagai ruangan keluarga pemilik bangunan pondok ini.
Tetapi disana  saya tidak menjumpai satupun anggota keluarga pemilik pondok ini , selain para pengunjung yang asyik  menikmati keindahan ruangan dan berfoto ria. Ruangan Ndalem Baru  itu sangat indah dan megah laksana istana dengan kursi-kursi berukir yang bentuknya seperti singgasana raja.
Sedangkan di ruangan Ndalem Lama terdapat semacam ruangan tamu yang dihiasi dengan pepohonan dan tanaman plastik yang beraneka warna plus kolam ikan. Di bagian atas lorong jalan menuju kedua Ruangan Ndalem itu berhias lampu gantung yang bergaya klasik.
Selain menjumpai ruangan yang sudah jadi dan tampak indah dengan penerangannya, ada juga ruangan-ruangannya yang masih belum jadi dan tampak gelap gulita.
Yang menarik, pada ruangan di lantai paling atas terdapat ornamen yang bentuknya seperti bebatuan yang menggantung di dalam gua. Di dinding ruangan ini berhiaskan ornamen kaligrafi yang terbuat dari kuningan.
Tak hanya itu saja, disana juga terdapat semacam tempat untuk beristirahat bagi pengunjung lengkap dengan kafetaria yang menjual camilan ringan dan minuman segar. Ada juga deretan stand yang menjual produk souvenir , pakaian dan sebagainya.
Di dekat tempat beristirahat yang cukup luas itu ada kolam ikan dengan ornamen beberapa bongkahan batu yang besar.Adanya tempat beristirahat itu terasa menghibur juga mengingat begitu tinggi dan luasnya bangunan ini.
Sambil beristirahat , saya menikmati camilan gorengan berupa tempe goreng, onde-onde, gemblong goreng dan tahu goreng yang harganya cukup murah Rp 1000/ per satuan. Sedangkan segelas minuman segarnya dibandrol Rp 2.500 dengan pilihan Es Buah Segar atau Es Bubur Kacang Hijau.  Ah, nikmatnya ...!
Artikel  menarik lainnya tentang Masjid Jin ini bisa Anda baca dengan Langsung KLIK Link berikut ini : Misteri Masjid Jin Yang Indah dan Megah Masjid Ajaib Yang Indah Dan Artisik Di Malang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun