Mohon tunggu...
Heri Agung Fitrianto
Heri Agung Fitrianto Mohon Tunggu... lainnya -

Penikmat wisata dan perjalanan yang tinggal di Kota Tuban - Jawa Timur.\r\n\r\nArtikel2 perjalanan saya yang menarik lainnya bisa Anda baca di blog saya : http://jelajah-nesia2.blogspot.com dan http://jelajah-nesia.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Wisata Religi Di Makam Sunan Drajat - Lamongan

5 Agustus 2013   06:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:37 1253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sunan Drajat adalah salah satu dari Walisongo yang menyebarkan siar Islam di Pulau Jawa. Makam Sunan Drajat berada di Desa Drajat, Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan dan menjadi salah satu tujuan kegiatan Wisata religi.

Sunan Drajat adalah putra dari Sunan Ampel dan diperkirakan lahir pada tahun 1470 masehi. Nama kecilnya adalah Raden Qasim, yang mendapat gelar Raden Syarifudin.
Sunan Drajat mendirikan pesantren Dalem Duwur di desa Drajat, Paciran, Kabupaten Lamongan. Daerah ini diberikan oleh kerajaan Demak. Beliau juga diberi gelar sebagai Sunan Mayang Madu oleh Raden Patah pada tahun saka 1442/1520 masehi
Dalam hidupnya, Sunan Drajat dikenal dengan filosofi dan jiwa kepedulian sosialnya pada warga yang tidak mampu.Filosofi Sunan Drajat dalam pengentasan kemiskinan itu terabadikan dalam sap Tangga ke tujuh dari tataran kompleks  Makam Sunan Drajat dan Relief kayu yang di cungkup Makam.
Sunan Drajat juga dikenal sebagai seorang Wali yang membuat tembang ( lagu Jawa ) Mocopat yakni Pangkur yang dimainkan dengan seperangkat Gamelan yang disebut Singo Meng­kok. Seperangkat gamelan Kuno Sunan Drajat itu kini tersimpan di Museum Sunan Drajat yang berada di kompleks makam Sunan Drajat.
Pada tahun 1992dilakukan pemugaran Cungkup makam dan pembangu­nan Gapura Paduraksa serta pembangunan kembali Masjid Sunan Drajat . Sedangkan pada tahun 1993-1994 dilakukan pembenahan dan pembangunan Situs Makam Sunan Drajat yang dilanjutkan dengan pembangunan pagar kayu berukir, renovasi paseban, bale rante serta Cungkup Sitinggil.
Sayang Pemugaran dan pembangunan kembali di kompleks makam Sunan Drajat ini justru terkesan merusak Keindahan dan keaslian situs bersejarah makam Sunan Drajat.
Bila dulu bila dipandang dari kejauhan bangunan makam Sunan Drajat ini laksana Candi yang terbuat dari Batu andesit dengan bentuknya yang Khas.
Tetapi  kini panorama indah seperti itu sudah berubah dan tertutupi oleh bangunan selasar yang terbuat dari kayu.
Di sekitar cungkup makam Sunan Drajat itu sendiri terdapat banyak makam kuno. Diantara makam kuno itulah , pengunjung dengan bersila memanjatkan doa pada Sunan Drajat.
Sedangkan di bagian luar juga terdapat pemakaman umum warga yang dinaungi oleh Pepohonan yang besar dan rindang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun