Candi Ratu Boko adalah nama sebuah candi yang berlokasi sekitar 2 km dari candi Prambanan di Yogyakarta.
Candi ini tampak unik dan berbeda dibandingkan dengan sosok candi pada umumnya.Walau candi ini berada di yang sangat luas di atas perbukitan dengan sosok bangunan yang megah, tetapi tak banyak memiliki ornamen seperti arca dan relief. Hanya satu arca yang berukuran sedang saja yang saya jumpai disana.Arca itu saya jumpai di gardu pandang di bagian atas bukit.
Sedangkan untuk relief hanya ada beberapa saja yang menghiasi bagian bawah candi. Minimnya ornamen pada candi itu seolah merupakan salah satu misteri yang terpendam di sana.Begitu pula ketika saya melangkahkan kaki menyusuri dan menyimak Candi Ratu Boko ini.
Selain bangunan di bagian depan yang tinggi menjulang dan megah dengan bentuknya seperti Gerbang Masuk, bangunan yang lainnya di kawasan ini tampak datar saja. Sepintas bentuknya semacam panggung untuk pementasan.Dengan tangga batu candinya yang menuju ke bagian atas, kita bisa menjumpai lubang kotak sedalam sekitar 2 meter yang sepertinya berfungsi semacam tempat menampung air.
Begitu pula di bangunan candi yang berikutnya yang juga tampak datar. Pada candi yang satu ini selain terdapat lubang kotak untuk menampung air di bagian atasnya, juga terdapat miniatur candi di dekatnya. Sepertinya bangunan mini itu berfungsi sebagai sarana persembahan kepada Yang Maha Kuasa.
Yang menarik, di belakang candi ini juga terdapat lubang-lubang yang berisi air. Untuk kesana harus dengan melewati bangunan yang bentuknya seperti gapura. Menariknya lagi, lubang-lubang kolam itu terpisah oleh dinding tembok.
Untuk lubang kolam yang satunya tampak airnya berwarna hijau tosca. Sedangkan air pada lubang kolam yang lainnya berwarna hijau. Entah faktor apa yang menjadikan warna air kolam itu berbeda.
Selebihnya yang saya jumpai hanyalah tumpukan batu candi yang berserakan di mana-mana karena mungkin belum selesai ditata kembali.
Menurut sejarah, Candi Ratu Boko dibangun pada masa pemerintahan Rakai Panangkaran, salah satu keturunan Wangsa Syailendra. Candi ini awalnya bernama Abhayagiri Vihara yang berarti biara di bukit yang penuh kedamaian. Karena itu Candi didirikan untuk tempat menyepi dan memfokuskan diri pada kehidupan spiritual.
Meski didirikan oleh seorang yang menganut Budha, Candi ini memiliki unsur-unsur Hindu. Itu dapat dilihat dengan adanya Lingga dan Yoni, arca , serta ditemukannya lempengan emas yang bertuliskan "Om Rudra ya namah swaha" sebagai bentuk pemujaan terhadap Dewa Rudra yang merupakan nama lain Dewa Siwa.
Adanya berbagai bangunan yang penuh misteri itu menjadi saksi bisu agungnya peradaban pada masa lampau di Candi Ratu Boko ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H