Mohon tunggu...
Heri Agung Fitrianto
Heri Agung Fitrianto Mohon Tunggu... lainnya -

Penikmat wisata dan perjalanan yang tinggal di Kota Tuban - Jawa Timur.\r\n\r\nArtikel2 perjalanan saya yang menarik lainnya bisa Anda baca di blog saya : http://jelajah-nesia2.blogspot.com dan http://jelajah-nesia.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Jejak Perjuangan di Museum Tugu Pahlawan - Surabaya

22 Agustus 2013   14:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:58 2635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Monumen Tugu Pahlawan merupakansalah satu ikon atau land mark di Kota Surabaya . Monumen ini menjadi kawasan wisata tentang sejarah dan perjuangan bangsa yang terjadi di Surabaya. Selain terdapat monumenTugu Pahlawan dan monument-monumen lainnya yang bernuansa heroi, di kawasan ini juga terdapat Museum Tugu Pahlawan. Bangunan museum itu berbentuk seperti piramida dengan beberapa puncak limasnyayang berwarna biru. Bentuk bangunannya sengaja dibangun di bawah permukaan tanah agar ketinggian bangunannya tidak menghalangi sosok monumenTugu Pahlawan.Kolam air dengan tanaman teratai tampak mengelilingi bangunan museum.

Harga tiket masuk ke Museum Tugu Pahlawan ini adalahRp 5000 per orang. Setelah beberapa saatmenuruni tangga, terdapat hiasan relief yang cukup besar dan panjang menghiasi dinding museum. Relief itu berwarna tembaga yang adegannya berkisah tentang pertempuran antarapara pejuang Surabaya dengan tentara Sekutu di kawasan sekitar monument ini yang terjadi pada bulan November 1945.
Sebelum memasuki ruangan-ruangan utamamuseum, pada bagian depannya terdapat semacam selasar yang saat itu sedang memajang lukisan karya anak-anak.Setelah melangkahkan kaki memasuki ruangan utama museum, ternyata museum Tugu Pahlawan terdiri dari dua lantai. Pada lantai 1 ini di bagian tengahnya terdapat monumenyang menampilkan ekspresi beberapa pejuang ketika berada di medan pertempuran.
Di sekitar monumen ini terdapat benda-benda koleksi berupa memorabilia dari pahlawan Nasional HR. Mohammad, patung peragayang menggambarkan suasana warga di Kota Surabayasaat mendengarkan siaran radio yang berisi kobaran semangat untukmelawandan menolakanultimatum dari Tentara Sekutu agar para pejuang menyerahkan diri, dan beberapa foto lama tentang Kota Surabaya di masa perjuangan.
Ada juga koleksi berupa tiga batang bamburuncing yang disimpan dalam etalase kaca. Dengan menggunakan Bambu Runcing yang merupakan senjata tradisional itulahpara pejuang di Surabaya dengan gagah berani bertempur melawan tentara Sekutu.
Selain itu juga terdapat ruangan yang berisi sekitar 4 diorama yang adegannya menceritakan berbagai peristiwa sejarah dan perjuangan bangsa yang terjadi pada era tahun 1945 di Kota Surabaya.
Sedangkan di Lantai 2 terdapat koleksi museum yang berupa foto-foto lama tentang Surabaya ,senjata-senjata tempur yang digunakan dalam masa perjuangan dan benda-benda peninggalan dari Bung Tomo lainnya.
Yang menarik, di ruangan ini juga terdapat koleksi berupa replika lembaran kertas yang berisi ulitimatum dari tentara Sekutu kepada para pejuang di Surabaya agar menyerahkan diri dan tidak mengadakan perlawanan.Replika itu terulisdalam bahasa , bentuk dan format seperti aslinya plus terjemahannya.
Pada dinding ruangan ini terdapat beberapa lukisanyang bertema perjuangan. Selain itu , di lantai 2 ini juga terdapat dua ruangan yang berisi diorama-diorama perjuangan. Menyaksikan diorama-diorama itu mengingatkan saya pada diorama yang serupa di Museum Benteng Vredeburg di Kota Yogyakarta.Sayang, perlengkapan audio yang bisa menceritakan narasi tentang kisah dalam diorama itu hanya beberapa saja yang bisa berfungsi dengan baik.
Sebelum meninggalkan kawasan Museum dan Monumen Tugu Pahlawan ini, Anda bisa membeli oleh-oleh berupa merchandise yang bernuansa ala Surabaya Tempo Doeloe. Anda bisa membeli souvenir tersebut di kios Roode BrugSoerabaia Corner yang berada di bagian luar monument. Lokasinyamudah terlihat karenaberadadi bagian sudut sebelah barat daya dan dekat dengan mushola.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun