Mohon tunggu...
Jeje Sianturi
Jeje Sianturi Mohon Tunggu... -

Keep Writing!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Anak Kecil Rasa Anak Dewasa

17 Januari 2015   19:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:56 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ANAK KECIL RASA ANAK DEWASA

Anak anak tinggal anak anak, perkara kebobrokan moral bukan lagi jadi masalah, getir memang meratapi hak anak tontonannya ibarat di perkosa rating. Tidak tanggung tanggung hampir seluruh tayangan di Televisi seperti sayonara terhadap anak. Kemana hati nurani nya ? ah sepertinya ada yang bermain peran dibalik ini semua. Ya. Untung sama dengan uang. Uang yang mengendalikan. Sudah seharusnya disegerakan untuk menghindari pembodohan ini jangan jejali anak anak dengan tayangan yang tidak menambah wawasan Kasihan mereka, sudah tidak bisa memilih program tayangan tv dan harus menerima nasib dijejali tayangan yang seharusnya tidak layak ditonton.

Indonesia, Anak anak khususnya merindukan tontonan yang mendidik Seyogyanya, dengan perkembangan zaman yang semakin maju, sudah layaknya teknologi bisa menjadi pendorong munculnya acara-acara yang ada di televisi lebih kreatif dan menarik untuk di tonton, bukan malah membuat para orang tua menjadi was-was ketika melihat anaknya menyaksikan tontonan yang tak sepantasnya ditonton. Apalagi saat ini sama-sama kita ketahui banyak sekali acara yang mengatas namakan hiburan dengan gelak tawa dengan balutan komedi namun pada akhirnya mereka saling menghina satu sama lain agar mengundang gelak tawa dari penonton.

Film atau tontonan yang mendidik pasti akan mampu memberikan dampak baik kepada sang buah hati, dan bila tontonan yang diberikan tidak baik, otomatis dampak buruk lah yang akan diberikan oleh tontonan tersebut terhadap tumbuh kembangnya anak. Hal ini bisa bertambah parah jika si kecil tidak didampingi orang tua saat menonton televisi. Saat ini banyak sekali  program televisi  yang cenderung hanya memanjakan kesenangan dan lupa untuk mengajak berpikir atau menstimulasi kematangan berpikir seperti misalnya sinetron, maupun lawakan yang saling mencela, bukan hanya satu tapi hampir semua televisi menyuguhkan acara seperti itu, mungkin karena rating nya bagus jadi hampir semua stasiun televisi mengadopsi acara yang hanya menyuguhkan hiburan semata tanpa memiliki nilai-nilai pendidikan di dalamnya.

Memang tidak semua program yang disuguhkan buruk, saat ini ada juga beberapa program yang sangat beredukasi sehingga layak untuk ditonton oleh anak-anak. Seperti program Unyil yang bisa memperkenalkan bagaimana orang dewasa bekerja termasuk pengenalan profesi di berbagai tempat, pengenalan pabrik hingga akhirnya jadi makanan. Sedikit banyaknya tayangan televisi itu akan mampu memperluas wawasan dan cara berpikir anak.

Bercermin dari realitas terjadi hari ini di bangsa yang kita cintai ini, bagaimana moralitas bangsa khususnya anak - anak negeri sungguh ironis. Kasus yang baru - baru ini terjadi bagaimana seorang anak yang belum dewasa sudah bisa dan mampu menganiaya teman bermainnya hingga sampai meninggal dunia. Kasus lain berbicara, seorang anak yang belum cukup dewasa melakukan tindakan asusila sebagai akibat dari arus tekhnologi informasi yang tidak terfilter dengan baik.

Berangkat dari realitas di atas, peran keluarga dan lingkungan menjadi sangat penting dalam hal ini. Keluarga wajib memberikan edukasi sesuai dengan proporsinya kepada anak - anak banga. Dari lingkungan keluargalah awal kali moralitas anak bangsa di bentuk.

Dari lingkungan keluargalah anak bangsa membangun pribadi berkarakter yang mampu mengikuti arus globalisasi. Dan lewat lingkungan sekitarlah anak Indonesia belajar bersosialisasi sesuai dengan norma - norma dan aturan yang berlaku.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun