Secara etimologis, "baper" mengandung makna bahwa seseorang membawa perasaan mereka ke dalam situasi atau konteks tertentu dengan intensitas yang mungkin tidak seimbang dengan kejadian sebenarnya. Misalnya, seseorang bisa menjadi sangat sedih, marah, atau tersinggung secara berlebihan atas komentar atau peristiwa yang sebenarnya tidak begitu penting atau tidak seharusnya memicu reaksi emosional yang kuat.
Dalam konteks penggunaan sehari-hari di media sosial, istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan respons emosional yang berlebihan terhadap hal-hal seperti candaan, opini, atau konten yang dibagikan orang lain. Hal ini juga sering dihubungkan dengan dinamika budaya digital di mana komunikasi dan interaksi antarindividu seringkali bersifat cepat dan terkadang kurang terpikirkan.
Selain sebagai sindiran atau ekspresi humor terhadap respons yang berlebihan terhadap hal-hal di media sosial, istilah "baper" juga mencerminkan dinamika psikologis modern di mana interaksi online dapat secara langsung mempengaruhi emosi dan kesejahteraan mental individu. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh media sosial dalam membentuk cara kita bereaksi terhadap informasi dan interaksi digital di era digital saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H