Mohon tunggu...
Jihaan Khairuna
Jihaan Khairuna Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

intj

Selanjutnya

Tutup

Music

Symphony No 9 "Ode to Joy" by Beethoven: Mahakarya yang Mengubah Dunia Musik

5 Juni 2024   16:06 Diperbarui: 6 Juni 2024   01:40 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Symphony no 9 “Ode to Joy”  By Beethoven: Mahakarya yang Mengubah Dunia Musik

Ludwig van Beethoven adalah salah satu komposer terbesar dalam sejarah musik klasik. Karya-karyanya telah menginspirasi generasi demi generasi musisi dan pendengar. Di antara karya-karya yang telah dihasilkannya, Symphony no 9 in D minor, Op. 125, atau yang sering disebut "Ode to Joy" menonjol sebagai salah satu yang paling ikonik dan berpengaruh.

Beethoven membuat Symphony no 9 bermula dari pesanan Philharmonic Society of London (PSL) pada 1817. Ia menerima pesanan tersebut lantaran sedang membutuhkan uang karena memiliki utang kepada beberapa kerabatnya. PSL terkesan dengan kedalaman karya-karya pria kelahiran Bonn, 17 Desember 1770 ini. Musiknya dianggap mewakili suara humanisme Eropa abad ke-19. Lima tahun kemudian, pada 1822, barulah Beethoven mulai menggarap komposisi tersebut secara serius.

Diselesaikan pada tahun 1824, Symphony no 9 adalah simfoni terakhir Beethoven. Karya ini diciptakan dalam kondisi yang sangat menantang, karena pada saat itu Beethoven telah sepenuhnya tuli. Meskipun demikian, Beethoven berhasil menciptakan sebuah simfoni yang tidak hanya kompleks secara musikal tetapi juga penuh dengan emosi mendalam dan memiliki pesan semangat humanis. 

Gedung pertunjukan Kärntnertortheatemerupakan tempat pertama kalinya Symphony no 9 diperdengarkan kepada masyarakat umum, pada tanggal 7 Mei 1824. Dalam acara tersebut, Beethoven-lah yang memandunya secara langsung walaupun ia sudah kehilangan pendengarannya secara total.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah simfoni, karya ini memerlukan solis dan paduan suara yang bernyanyi pada bagian akhir komposisi. Simfoni sepanjang 75 menit ini memiliki movement terakhir fenomenal yang berisi bagian dari karya puisi “An die Freude“ atau “Ode to Joy” oleh Friedrich Schille, yang memiliki makna merayakan persaudaraan dan persatuan umat manusia. 

Dimulai dengan kalimat terkenal “Freude, schöner Götterfunken“, yang berarti: kesenangan, cahaya ilahi yang indah. Karya ini merupakan contoh pertama dari seorang komponis besar yang menggunakan suara manusia pada tingkat yang sama dengan instrumen-instrumen dalam sebuah simfoni. 

Symphony no 9 menunjukkan dengan jelas betapa obsesifnya Beethoven terhadap kedalaman dan intensitas musik. Analisis komposisi Symphony no 9 terdiri dari 4 movement:

1. First Movement:  Allegro ma non troppo, un poco maestoso

Gerakan pembuka dengan gaya sonata-allegro ala zaman Klasik yang dramatis dan penuh ketegangan, menciptakan suasana grandiose yang membangun fondasi emosional untuk keseluruhan simfoni. 

Bagian ini menggambarkan sesuatu yang muncul dari suatu keadaan yang tidak menentu, dan kemudian memecah dengan suatu kehendak yang besar untuk mengatasi kesedihan yang sepertinya menjanjikan suatu kemenangan di kemudian hari. Disajikan agar pendengarnya menikmati campur-aduk harmonis antara fortissimo yang menghentak dengan bagian akhir yang sedikit tenang. Secara keseluruhan bagian ini menggambarkan kesedihan mendalam.

2. Second Movement: Molto vivace

Gerakan kedua adalah scherzo yang energetik dan trio yang lebih tenang, menampilkan ritme yang cepat dan energik. Menggunakan pola ritmis yang dinamis dan sinkopasi menciptakan kontras yang menarik dengan gerakan pertama. Tema dari bagian ini adalah suatu keinginan besar menuju kegembiraan, dengan menggambarkan suatu tarian kegembiraan yang dilakukan secara berputar dan cepat, mulai dari keadaan tenang sampai menjadi liar tidak terkendali (euphoria). 

3. Third Movement: Adagio molto e cantabile

Gerakan ketiga yang lebih lambat dan liris, menampilkan melodi yang indah. Menyajikan nada-nada yang kalem dan tenteram, seakan-akan pendengarnya berada dalam suasana pastoral yang penuh doa-doa, menawarkan refleksi dan kedamaian sebelum klimaks akhir.  

Pada umumnya, adagio ditempatkan pada movement kedua, namun sang komposer memiliki ide untuk menukar scherzo yang biasanya berada pada movement ketiga dengan adagio. Struktur variasi tema digunakan, memungkinkan eksplorasi emosional yang mendalam.

4. Fourth Movement: Allegro assai

Gerakan penutup yang menggabungkan orkestra dan paduan suara, menyampaikan pesan persaudaraan dan persatuan melalui “Ode to Joy”. Dimulai dengan tema suasana tragis yang amat sangat, kemudian diikuti kemurungan akibat ledakan kesedihan,Namun kesedihan itu memudar dan dinamika terus meninggi dengan masuknya tema baru (tema utama) yang menggambarkan awal dari kegembiraan. Gerakan ini menggabungkan elemen simfonik dan vokal, menciptakan puncak klimaks yang meriah dan penuh harapan.

Symphony no 9 mengubah cara komposer memandang simfoni dan mendorong batasan musik klasik. Dalam pembabakan sejarah musik klasik, era Beethoven berada pada akhir periode Klasik, di mana musik instrumental sedang berada di puncak kejayaan. Musik-musik Beethoven lah yang menjadi penanda transisi antara periode Klasik dengan periode Romantik. 

Pada periode Romantik inilah musik-musik vokal dalam format opera mulai berkembang pesat. Dengan kata lain, Symphony no 9 adalah penanda paling jelas dari masa transisi tersebut. Beethoven melahirkan beberapa terobosan baru yang tidak ada dalam periode Klasik. Struktur formal sebuah simfoni yang dianggap baku oleh para musisi zaman Klasik, misalnya, diterabas begitu saja oleh Beethoven. 

Pengaruh “Ode to Joy” melampaui dunia musik. Bagian terakhir dari simfoni ini telah diadopsi sebagai simbol persatuan dan harapan di seluruh dunia. Lagu ini menjadi lagu kebangsaan de facto Uni Eropa secara resmi pada tahun 1985 dan sering dimainkan dalam acara-acara internasional yang merayakan perdamaian dan persatuan. Musik dari “Ode to Joy” telah digunakan dalam berbagai konteks, mulai dari upacara resmi hingga film dan iklan, menunjukkan daya tarik universalnya.

Symphony no 9 "Ode to Joy" by Beethoven bukan sekedar karya musik, namun pernyataan tentang persaudaraan dan kemanusiaan, menjadikannya salah satu karya paling penting dan dihormati dalam sejarah musik. Melalui karyanya ini, Beethoven menunjukkan bahwa musik memiliki kekuatan untuk melampaui batasan dan menyatukan kita dalam suatu harmoni yang indah. Symphony no 9 terus menginspirasi dan menyentuh hati banyak orang di seluruh dunia, menunjukkan bahwa musik adalah bahasa universal yang dapat menghubungkan kita semua.

Sumber:

Santoso, Alfian Widi. 2021. Simfoni no.9 sebagai Musik dan Propaganda Politik Eropa Abad 20. Narasi Sejarah. Id. Diakses pada 4 Juni 2024
Wibowo, TA. 2000. komposisi Symphony no 9. Universitas Islam Indonesia
Linardy, Majory. 2008. Lima Simfoni Karya Beethoven. dw.com. diakses pada 4 Juni 2004

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun