Mohon tunggu...
Antonius Jason Louis Zinser
Antonius Jason Louis Zinser Mohon Tunggu... Aktor - pelajar SMA

saya pelajar baik yang suka dengan pelajaran bahasa indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Gen Z vs Gen Tua, Cara agar Gen Z Dapat Memiliki Kesehatan Mental yang Baik seperti Generasi Tua

19 Februari 2024   17:05 Diperbarui: 20 Februari 2024   12:50 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Generasi Z adalah kelompok yang lahir dalam era digital, yang terbiasa dengan teknologi sejak kecil. Mereka cenderung terhubung dengan internet dan aktif di media sosial, sering membuat dan berbagi konten. Berbeda dengan Generasi X yang mengalami awal munculnya teknologi internet yang terbatas, Generasi Z memiliki akses yang lebih luas. Mereka juga lebih cenderung khawatir ketinggalan informasi, sebuah karakteristik yang disebut sebagai Fear of Missing Out (FOMO) oleh David Stillman. Hal ini karena keterbiasaan mereka dalam berinteraksi melalui media sosial, yang kadang membuat mereka kurang mahir dalam berkomunikasi secara langsung.

Saat ini Gangguan kesehatan mental menjadi musuh serius bagi Gen Z karena mereka menganggap remeh tentang hal tersebut. Gangguan mental atau gangguan jiwa adalah penyakit yang memengaruhi emosi, pola pikir, dan perilaku penderitanya. Gen z dan Gen tua pasti pernah merasakan apa itu gangguan kesehatan mental. Akan tetapi menurut data yang diambil pada survey tanggal 22 November 2022 https://jakpat.net/info/gen-z-generasi-yang-paling-banyak-merasa-terkena-gangguan-kesehatan-mental/ bisa dilihat gen z adalah generasi yang paling banyak merasakan gangguan kesehatan mental yaitu 59,1%.

Untuk membangun gaya hidup yang sehat, generasi muda saat ini menghadapi banyak tantangan. Untuk meningkatkan kesehatan fisik dan mental, gaya hidup sehat mencakup kebiasaan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan manusia, seperti menjalani pola makan yang seimbang, berolahraga secara teratur, dan istirahat yang cukup. Namun, gaya hidup modern sering menjadi hambatan bagi generasi muda untuk menjalani gaya hidup sehat. 

Hanya sedikit generasi Gen Z yang berkembang dibandingkan dengan generasi milenial pada usia yang sama, dan Gen Z cenderung tidak menggambarkan kesehatan mental mereka sebagai "sangat baik", menurut sebuah studi baru.

Dibandingkan dengan generasi yang lebih tua saat ini, Gallup- Studi  mengatakan bahwa Gen Z lebih mungkin melaporkan mengalami emosi negatif seperti stres, kecemasan, dan kesepian. Para peneliti juga mengatakan bahwa mereka menemukan "bukti bahwa perjuangan kesehatan mental yang dilaporkan sendiri oleh Gen Z berbeda dengan generasi sebelumnya. Ketika ditanya tentang kesehatan mental atau kesejahteraan mereka saat ini, hanya 15% Gen Z berusia 18-26 tahun yang mengatakan kondisinya sangat baik. Penelitian tersebut menemukan bahwa angka tersebut merupakan penurunan tajam dibandingkan satu dekade lalu, ketika 52% generasi milenial dalam rentang usia yang sama mengatakan bahwa kesehatan mental mereka sangat baik. Dan pada tahun 2004, 55% orang berusia 18-26 tahun (termasuk responden milenial dan Gen X) melaporkan kesehatan mental yang sangat baik.

Mengapa terjadi penurunan yang signifikan? Para peneliti mencatat bahwa penurunan kesehatan mental secara keseluruhan selama dekade terakhir mungkin ikut bertanggung jawab. Menurut penelitian tersebut, generasi milenial dan Gen X "melaporkan peringkat kesehatan mental yang jauh lebih rendah" saat ini dibandingkan satu dekade lalu.

Penurunan kesehatan setiap generasi bisa dipengaruhi karena adanya perkembangan teknologi. Penggunaan teknologi telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan mental, termasuk kecemasan, depresi, dan gangguan tidur. Gangguan kecanduan internet memiliki banyak ciri serupa jika dibandingkan dengan bentuk kecanduan lainnya, seperti gejala penarikan diri ketika akses online dilarang. Meskipun internet dapat menjadi agen kebaikan dalam hal pendidikan dan penguatan hubungan interpersonal, kecanduan internet dapat menjadi masalah karena dapat berdampak negatif terhadap keberhasilan akademis dan kemampuan seseorang untuk berkomunikasi secara efektif secara langsung. Penelitian juga mengamati adanya hubungan antara penyakit mental tertentu dan kecanduan internet, termasuk depresi, rendahnya harga diri, dan kesepian. Banyaknya notifikasi yang terus-menerus dan tekanan untuk tetap terhubung dapat membuat kita merasa kewalahan dan kelelahan. Menghabiskan lebih banyak waktu untuk berinteraksi di media sosial dan lebih sedikit waktu untuk berhubungan langsung dapat menyebabkan perasaan terisolasi, yang dapat berdampak pada kesehatan mental.

Meskipun begitu, Gen Z memiliki banyak sisi positif yang berpotensi untuk membuat kemajuan bagi dunia di masa yang akan datang.

Sifat positif dari Gen Z yang pertama adalah mereka sangat fasih dalam teknologi dan memiliki pemahaman intuitif tentang cara kerja dunia digital. Dampak positif dari ini di antaranya termasuk kemajuan dalam bidang kesehatan, pendidikan, otomatisasi pekerjaan, efisiensi energi, dan konektivitas global. Teknologi cerdas dapat membantu kita mengatasi tantangan kompleks seperti perubahan iklim, penyakit yang sulit disembuhkan, dan ketimpangan ekonomi. Selain itu, inovasi teknologi cerdas juga dapat memperluas kesempatan bagi pengembangan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Lalu Inovatif, Gen Z mampu berpikir secara kreatif dan cenderung mencari solusi inovatif untuk masalah yang ada. Ini membawa dampak positif di masa depan melalui kemajuan teknologi, peningkatan kesehatan, pendidikan yang lebih baik, pengurangan kemiskinan, perlindungan lingkungan, dan peningkatan konektivitas global. Terakhir adaptif, Gen Z terbiasa dengan perubahan cepat dan dapat dengan mudah menyesuaikan diri dengan situasi baru. Dampak positif adaptif bagi masa depan untuk menghadapi perubahan lingkungan, sosial, dan teknologi dengan lebih baik. Ini dapat meningkatkan ketahanan, fleksibilitas, dan kemampuan beradaptasi individu, komunitas, dan organisasi dalam menghadapi tantangan masa depan. Adaptasi juga dapat memfasilitasi inovasi, kolaborasi, dan pembangunan yang berkelanjutan di berbagai sektor, membantu kita menciptakan masa depan yang lebih tangguh dan inklusif.

akan tetapi dampak negatif gangguan kesehatan mental bagi gen z sangat harus untuk di cegah maka dari itu berikut cara yang kamu sarankan agar tidak semakin meningkatnya angka gangguan kesehatan mental pada gen z dan menyembuhkan kaum muda pada gangguan kesehatan mental yang telah di alami, setelah kami pelajari mengapa gen z mempunyai mental yang lemah dibanding gen tua itu ada beberapa faktor yang kita sudah bahas tadi maka kami juga bisa menyarankan beberapa cara atau solusi agar gen z bisa terhindar dari gangguan mental yaitu yang pertama berpikir tentang diri sendiri dapat memiliki efek yang kuat pada kejiwaan kamu. 

Ketika kita memandang diri kita dan hidup kita secara negatif, maka kita juga merasakan efek negatifnya. Sebaliknya, jika membiasakan diri menggunakan kata-kata yang membuat lebih positif, maka hal ini membuat kamu lebih optimis. Jadi kesimpulannya kita harus selalu memikirkan hal hal positif tentang diri kita sendiri atau hal hal yang terjadi di sekitar kita. Kemudian sebagian besar gangguan kesehatan mental pada gen z sangat dipengaruhi oleh penggunaan  medsos  karena merupakan aspek penting, mengingat pengaruhnya yang cukup signifikan dalam kehidupan sehari-hari. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun