Mohon tunggu...
Jessica Preicilla
Jessica Preicilla Mohon Tunggu... -

saya hanya mahasiswi yang menyampaikan pendapat dan pola pikir melalui tulisan :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Iklas

11 Maret 2013   09:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:59 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

mungkin kamu tidak merasakan apa yang aku rasakan ..

mungkin kamu tidak peka dengan suara tangisku ..

mungkin kamu tidak sadar dengan perjuanganku ..

mungkin kamu hanya sedang bimbang dengan perasaanku ..

Aku tidak pernah sampai setia seperti ini. Aku juga tidak pernah memberikan seluruh hatiku untuk satu lelaki untuk dijaga. Namun ternyata setelah aku memberi semua hati, perhatian, dan waktuku dia mengembalikan dalam keadaan tak sama. Sudah hancur dan penuh luka. Sudah penuh penyesalan dan kekecewaan. Bahkan aku tidak mengerti mengapa Tuhan  mempertemukanku dengannya. Seseorang yang aku anggap dapat menjaga hatiku sepenuhnya. Yang akan mengubah fikiranku bahwa "Aku tidak sedang sendirian menghadapi dunia luar". Dan yang akan menjadikan Aku perempuan paling beruntung disini. Namun ternyata semua sangat jauh berbeda dengan pemikiranku. Kamu sia-siakan perempuan yang paling mencintaimu.

Aku tidak bisa memikirkan alasan yang tepat tentang semua pengabaianmu. Setelah semua yang Aku beri dan kita lewati semua. Aku hanya dapat melihat punggungmu berjalan membelakangiku dan menjauh dari hari-hari mendatangku. Mungkin benar sekali lagi tak semua pengorbanan akan membuahkan hasil yang kita mau. Nyatanya aku tetap menangis dan untuk sekali lagi aku kecewa.

Aku tak berniat membenci apalagi memukulmu. Aku hanya ingin kamu tidak sedang terlelap tidur hingga tidak sadar bahwa ada perempuan yang tetap setia menunggumu meskipun telah kamu sakiti. Aku tak akan menagih semua janjimu. Aku takkan memaksamu untuk tetap mencintaiku. Aku takkan memaksamu untuk tetap disampingku. Aku takkan memaksamu untuk menemaniku bahkan disaat tersulit dalam hidupku.

Terimakasih kamu sempat memberiku kebahagiaan yang mungkin tidak bisa dibilang lama, namun meninggalkan sejuta kenangan dalam hati. Aku anggap Tuhan sedang memberiku ujian. Tuhan hanya sedang mengajarkanku arti keiklasan. Bukankah setiap perjumpaan selalu  ada perpisahan. Bukankah jatuh cinta memang menyakitkan, namanya saja jatuh pasti memberi luka. Seperti Aku yang sedang jatuh cinta denganmu.

Biarkan Aku mencintaimu dalam diam. Memperhatikanmu tersenyum dan tertawa lepas, meskipun bukan Aku yang menjadi alasannya. Biarkan hanya Aku saja yang merasakan sakit karenamu. Jangan biarkan wanita yang mencintaimu juga merasakan hal yang sama sepertiku.

Aku pernah membaca sebuah novel yang berbicara bahwa "Cinta tak harus memiliki". Dulu Aku menganggap bulshit, munafik, dan bodoh. Jika aku mencintai seseorang itu artinya dia harus berada disampingku. Namun setelah Aku merasakan sendiri sebuah pengorbanan yang menyakitkan seperti ini Aku mengerti. Bahwa tidak semua orang yang kita sayangi harus berada disamping kita. Bukankah bahagianya adalah sebagian dari bahagia kita? Bukankah perasaan tidak bisa dipaksakan?

Jika memang hatinya tidak lagi bersama kita itu artinya harus belajar melepasnya. Karena semakin kuat kita menggenggam hal itu akan semakin hilang. Jadi lepaskanlah, cintai dia dari jauh. Biar Tuhan yang menyampaikan padanya bahwa ada orang dibelakangnya yang selalu mengawasi dan setia padanya. Dan jika dia memang mencintaimu suatu saat akan kembali menjadi seseorang yang memuliakanmu. Tulang rusukmu tidak akan tertukar dengan yang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun