Mohon tunggu...
JEJAK TABIK
JEJAK TABIK Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Tapak Pengabdi Khatulistiwa adalah salah satu komunitas Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mandiri 3T Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berada di bawah naungan Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) UMY. Komunitas ini berdiri pada tahun 2020 dengan generasi pertama dan kedua di Desa Ollon, Kecamatan Bonggakaradeng, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Kemudian pada generasi ketiga di Desa Mola Nelayan Bhakti, Kecamatan Wangi-Wangi Selatan, Sulawesi Tenggara.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Berdirinya Tapak Pengabdi Khatulistiwa

8 Juli 2023   23:32 Diperbarui: 8 Juli 2023   23:38 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapak Pengabdi Khatulistiwa (Tabik) adalah sebuah komunitas pengabdian mahasiswa yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat. Tabik didirikan pada tanggal 10 Oktober 2020. Komunitas ini dibentuk oleh beberapa mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dengan tujuan, visi, dan misi yang sama dalam pengabdian masyarakat. Pengabdian perdana Tabik dilakukan di Desa Ollon, Toraja, Sulawesi Selatan.

"Awal terbentuknya Tabik inisiasinya dari beberapa orang," ungkap Nugraha, ketua komunitas Tabik generasi satu, pada wawancara di konten YouTube Tabik. Nugraha menambahkan, mengatakan bahwa beberapa orang ini mempunyai niat yang sama untuk mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) mandiri.

Tabik lahir pada tahun 2020, di era ketika pandemi Covid-19 masih merebak. Maka open recruitmen dilakukan hanya secara online, khususnya melalui platform Instagram. Semula, nama Tabik adalah Tapak Pengabdi Negeri (TPN), sebelum akhirnya dirubah menjadi nama yang berlaku hingga saat ini: Tapak Pengabdi Khatulistiwa. Saat itu ada dua opsi lokasi yang menjadi pertimbangan untuk pelaksanaan KKN, antara Sulawesi dan Maluku. Sulawesi terpilih, mengingat di sana masih banyak daerah yang terkategori 3 T (Tertinggal, Terdepan, Terluar).

Penulis : Andi Alief Fahrullah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun