Dari ketiga masalah kompleks tersebut, bilamana tidak dapat diatasi segera mungkin, maka efek domino akan menghantui dan dapat membuat cita-cita Indonesia emas 2045 hanya sekedar wacana dan berujung bencana.
 Sebuah solusi nyata dan tertata
 Sustainable Development Goals (SDGs) dirancang sebagai kelanjutan dari Millennium Development Goals (MDGs) yang belum tercapai tujuannya sampai dengan akhir tahun 2015. SDGs adalah suatu rencana aksi untuk umat manusia, planet, dan kemakmuran yang juga bertujuan untuk memperkuat perdamaian universal dalam kebebasan yang luas (Wahyuningsih, 2018).
 Menurut Bappenas, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) bertujuan untuk mengubah dunia kita. Hal ini merupakan seruan untuk bertindak untuk mengakhiri kemiskinan dan kesenjangan, melindungi bumi, dan memastikan bahwa semua orang menikmati kesehatan, keadilan dan kesejahteraan. SDGs atau TPB (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan) yang berisi 17 poin yang dapat menjadi solusi dari tiga problematika kompleks diatas. Setidaknya, adanya program tersebut dapat diintegrasikan kepada masalah-masalah yang ada di Indonesia seperti yang ada diatas.
Kita mulai dari permasalahan stunting dapat diselesaikan melalui poin ke-2, Yaitu tanpa kelaparan dengan cara menghilangkan kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan gizi yang baik, serta meningkatkan pertanian berkelanjutan. Masalah kedua adalah pendidikan, masalah ini dapat diselesaikan melalui poin ke-4, yaitu pendidikan berkualitas dengan menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta meningkatkan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk sesama. Ketiga sekaligus terakhir adalah masalah ketimpangan ekonomi dapat diselesaikan dengan poin ke-8, yaitu pekerjaan yang layak untuk pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, kesempatan kerja yang produktif dan menyeluruh, serta pekerjaan yang layak untuk sesama. Juga, melalui poin ke-10, yaitu berkurangnya kesenjangan dengan mengurangi kesenjangan intra dan antarnegara.
Dengan demikian, tiga permasalahan kompleks di Indonesia diatas dapat diatasi melalui Sustainable Development Goals (SDGs) yang diinisiasi oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) yang didukung oleh Badan Perencanaan Nasional (Bappenas). Perlu dicatat, semua upaya untuk dukungan dan sokongan dari berbagai seluruh masyarakat berkolaborasi dengan pemangku kebijakan. Setelah masalah tersebut dapat diselesaikan atau minimal dapat ditekan angkanya menjadi lebih kecil, maka bonus demografi bukan hanya sekedar utopia belaka, tetapi menjadi sebuah "Anugerah" dalam memperjuangkan dan mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045 demi mencapai Indonesia maju serta menjadi TOP 5 ekonomi global di 2045.
Syukron Jazilan
Daftar Pustaka
 Badan Pusat Statistik (BPS). 2023. Februari 2023: "Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 5,45 persen dan Rata-rata upah buruh sebesar 2,94 juta rupiah per bulan" https://www.bps.go.id/pressrelease/2023/05/05/2001/februari-2023--tingkat-pengangguran-terbuka--tpt--sebesar-5-45-persen-dan-rata-rata-upah-buruh-sebesar-2-94-juta-rupiah-per-bulan.html (19 Oktober 2023).
 Bappenas. "Tujuan pembangunan berkelanjutan" https://SDGs.bappenas.go.id (15 Oktober 2023).
 Bank Indonesia (BI). 2023. "PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TETAP KUAT" https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-media/news-release/Pages/sp_2511423.aspx (19 Oktober 2023).Â