Mohon tunggu...
Arya Ramadhan
Arya Ramadhan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Saya sangat senang menulis dan membaca, saya menemukannya ketika sudah kelas 1 SMA. Saya juga tertarik dengan dunia PERS, Jurnalistik, Wartawan dan sebagainya. Saya juga senang belajar ekonomi,sejarah, psikologi, dan hubungan internasional. Nomor Gopay : 085156640953 (Arya Ramadhan)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Adolf Hitler: Cita-cita Membangun Ras Arya yang Berujung Tak Berdaya

13 Juli 2023   09:21 Diperbarui: 13 Juli 2023   09:39 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto pak kumis ketika kecil: https://pin.it/3DcJbzL

'Jangan putus asa terhadap kemanusiaan. Kemanusiaan bagaikan samudera. Beberapa tetes air kotor tidak mampu mengotori seluruh samudera.'

Jika orang awam membaca kalimat diatas, Mereka pasti langsung berpikir bahwa orang tersebut adalah orang yang cinta damai, tidak diskriminasi terhadap minoritas, dan pasti sangat menyayangi apabila ada satu nyawa melayang atau satu darah menetes di tanah. Jikalau anda berpikir seperti itu, anda telah salah memahami satu kepribadian seseorang. Kata-kata itu hanya terucap hanya di lisan semata bukan aksi nyata dalam bentuk perbuatan. Dan sosok dibalik ucapan manis tersebut adalah Adolf Hitler. Seorang yang di gadang-gadang diktaktor terkejam di zaman modern, Yang membunuh jutaan manusia tak bersalah, dan mengambil tanah yang bukan miliknya. Juga memakai ideologi yang berbeda dizamannya , yaitu Fasisme.

Fasisme di era Nazi erat kaitannya dengan tangan besi, negara dengan 1 partai, dan yang paling terkenal adalah cita-cita membangun Reich ketiga yang akan bertahan 1000 tahun, tetapi nahasnya sejarah berbicara lain bahwa Nazi hanya bertahan 11-12 tahun saja. Lewat ideologi Nazi tersebutlah Hitler dengan berbagai upaya ingin memurnikan ras Arya yang ia pahami sebagai ras unggul dan ras pemimpin diantara ras lain di dunia. Hal tersebut menjadi sebab-musabab kenapa Hitler dan Nazi sangat rasis dengan keberadaan orang-orang Yahudi, Gipsi, dan komunis di negaranya. Terbukti sejak 1933, Ketika ia diangkat menjadi kanselir Jerman, Ia dengan tangan besinya menghabiskan lawan-lawan politiknya, menjadi Nazi sebagai partai tunggal di Jerman, juga membatasi gerak-gerik orang-orang Yahudi.

Disabilitas adalah "beban Negara"

Dengan cita-cita "Agung" tersebut, Hitler amat berambisi memurnikan ras Arya yang menurutnya hampir tercampur dengan ras lainnya yang ia anggap "rendahan." Salah satunya dengan membunuh para disabilitas yang dianggap dapat mengotori kemurnian ras Arya. Eutanasia atau T-4 adalah nama program tersebut. Dimulai pada awal perang dunia kedua (1939).

Program ini adalah program tersembunyi dari Nazi yang dilakukan untuk membunuh orang yang sakit parah baik secara fisik maupun mental, Putus asa secara emosional, orang ODGJ(orang dalam gangguan jiwa) dan orang yang lanjut usia(sepuh). 

Setelah beberapa waktu, program tersembunyi tersebut bocor ke telinga orang-orang Jerman itu sendiri dan mereka menentang upaya pembunuhan para disabilitas karena bukan hanya orang non german saja yang dibunuh, melainkan orang german itu sendiri juga demikian. 

Setelah dua tahun dijalankan, akhirnya program tersebut dihentikan secara resmi, meskipun masih ada desas-desus  bahwa program ini tetap dijalankan dengan sangat rahasia sampai kekalahan Nazi di perang dunia kedua. Nazi menyebut mereka sebagai "Kehidupan yang memberatkan" dan "Pemakan yang tak berguna." Masa perang adalah waktu terbaik untuk melenyapkan penyakit yang tak tersembuhkan. Kata Hitler.

Perundungan, Diskriminasi, dan "Genosida" Yahudi

Sudah menjadi rahasia umum bahwa diantara kebijakan Nazi yang paling kontroversial adalah "genosida" umat Yahudi. Holocaust adalah program pembunuhan Yahudi secara sistematis lewat berbagai cara. Awalnya Nazi melakukan program tersebut dengan cara penembakan massal, Tetapi karena dinilai kurang efisien dan dapat membuat prajurit Nazi stress dan penyakit mental lainnya. Selanjutnya program tersebut dijalankan menggunakan gas beracun di kamp konsentrasi. Total korban pasti dalam tragedi ini masih menjadi perdebatan, tetapi yang pasti terdapat jutaan atau puluhan juta nyawa melayang pada peristiwa ini. 

Kamp konsentrasi yang paling besar adalah Auschwitz di Polandia yang terbagi menjadi 3 bagian. Kekejaman dan kebengisan Nazi tidak bisa penulis utarakan dengan kata-kata. Sebagai gambaran, pembaca bisa menyaksikan Film dokumenter series episode 9 dengan judul Greatest events of WWII in colour. Sebelum mengalami Holocaust, orang-orang Yahudi pasca naiknya Hitler sebagai pemimpin tertinggi Jerman mengalami pelucutan aset properti, kebebasan dikekang, dan hak-hak sipil orang Yahudi direnggut. Oleh karena itu, banyak ilmuwan-ilmuwan terbaik Yahudi Jerman yang melarikan diri untuk mencari suaka politik ke negara-negara Barat seperti Amerika dan Inggris.

Patriarki dan ketidaksetaraan gender

Diantara 2 program sebelumnya, Kebijakan ini terbilang jarang diketahui khalayak umum, yaitu pembatasan gerak-gerik wanita Jerman. Ada slogan dari kaisar William II Jerman : Kinder, Kche, Kirche , artinya "Anak-anak, dapur, gereja. Slogan tersebut digunakan di era Nazi untuk para wanitanya. Tak heran slogan tersebut dikampanyekan guna pergerakan perempuan dibatasi agar para wanita di Jerman bisa fokus mengurus rumah tangga dan mendidik anak mereka dengan program propaganda Nazi. Wanita Jerman juga dikecualikan dalam 3 profesi penting: Tentara, Pemerintah, Peradilan. Walaupun demikian kebijakan tersebut dapat dikecualikan dalam kondisi tertentu.

Menariknya, ada satu bentuk penghargaan dan penghormatan kepada para wanita di Jerman yaitu Ehrenkreuz der Deutschen Mutter(salib kehormatan ibu Jerman) yang telah memiliki 4 anak atau lebih. Hal tersebut digalakkan, mengingat Nazi memang sangat berhasrat memperbanyak ras Arya. Upaya tersebut selaras dengan ambisi Hitler dalam memperluas daerah terutama ke Timur(Soviet)  agar menjadi tempat Ras Arya tinggal dikemudian hari.

Akhir cerita ras Arya Nazi

Bagaimanapun rencana yang bagus, urut, rinci tetapi apabila takdir berkata lain, hal tersebut hanya seperti sia-sia belaka. Kita mengetahui diawal perang dunia kedua, Jerman amat tangguh dan "Tak bisa dikalahkan" oleh negara-negara Eropa. Tercatat hanya inggris dan Swiss(karena netral) yang dapat survive dari gempuran luftwaffe dan kapal perang Nazi. Negara seperti Belanda, Luxemburg, Belgia, bahkan Francis luluh lantah dengan kekuatan panser dengan gerakan blitzkrieg yang mengerikan. Tetapi bagai sudah jatuh dan tertimpa tangga pula, Diserbu inggris dan Amerika di barat dan dipukul mundur Soviet di timur membuat Nazi perlahan-lahan melemah dan tiba di gerbang kekalahan telak. Pada tanggal 30 April 1945, Hitler bunuh diri dengan istrinya(Eva braun) dan tanggal 7 Mei 1945, Jerman menyerah tanpa syarat ke sekutu. Dan itu menandai akhir dari dari kisah utopia ras Arya yang berujung tak berdaya.

Apa yang bisa kita pelajari dari ini semua?

Well, banyak pelajaran berharga dari semua peristiwa diatas, diantaranya:

1.  Para Disabilitas sama seperti kita, mereka juga manusia dan berhak mendapatkan apa yang semestinya ia dapatkan seperti warga negara lainnya. Seperti: Kebebasan berpendapat, Sarana dan prasarana yang mendukung, kesempatan untuk merajut karir, dll. Melakukan hal-hal tidak terpuji seperti mengejek, mencela, dan membuly mereka adalah perbuatan yang patut diperangi dan diberangsur sampai ke akar-akarnya.

2.  Perbedaan suku, agama, dan ras bukanlah halangan yang perlu diperselisihkan, tetapi suatu tantangan untuk terus dibangun dan mewujudkan masyarakat yang inklusif terhadap setiap perbedaan yang ada. Serta menghilangkan sikap esktrimis dan chauvinisme agar terciptanya masyarakat kecil dan dunia yang anti rasis dan toleransi tinggi.

3.  Laki-laki dan perempuan itu sama. Sebuah kesalahan apabila melakukan pembatasan pada gerak-gerik wanita hanya karena dianggap bahwa ia hanya perlu di dapur, sumur, kasur. Hal tersebut adalah kesalahan yang fatal. Di dunia modern saat ini kita perlu melihat bahwa banyak perempuan yang bisa menjadi pemimpin di kalangan laki-laki, bahkan kita pernah punya presiden perempuan. Hal ini menunjukkan ketidakberdayaan laki-laki sebagai seorang pemimpin dan kekuatan perempuan sebagai inisiator pelengkap tersebut.

4. Terakhir, sudah selayaknya dan seyogyanya seorang manusia tidak memiliki rasa 'lebih baik' yang berlebihan antar sesama manusia. Upaya memusnahkan ras/suku/agama yang lain untuk mempertahankan ras/suku/agama sendiri adalah perbuatan yang tidak patut ada dimuka bumi ini. Dan oknum tersebut juga tidak layak disebut sebagai seorang "manusia"

Essai ini diperuntukkan sebagai Rencana tindak lanjut RBMK musim 6 dengan @bastra.id

Daftar pustaka:
1.http://repository.upi.edu/4497/
2.https://www-britannica-com.translate.goog/event/T4-Program
3.https://encyclopedia.ushmm.org/content/id/article/the-murder-of-people-with-disabilities
4.https://www.kompas.com/stori/read/2021/10/18/080000879/holocaust-pembantaian-jutaan-yahudi-oleh-hitler?page=all
5.https://voi.id/memori/11524/operasi-eutanasia-nazi-pembantaian-terselubung-terhadap-penyandang-disabilitas-yang-dianggap-beban-negara
6.https://www.bbc.com/indonesia/majalah-51218006
7.https://deuxiemeguerremondia-forumactif-com.translate.goog/t7692-le-iiie-reich-et-les-femmes?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun