Mohon tunggu...
Arya Ramadhan
Arya Ramadhan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Saya sangat senang menulis dan membaca, saya menemukannya ketika sudah kelas 1 SMA. Saya juga tertarik dengan dunia PERS, Jurnalistik, Wartawan dan sebagainya. Saya juga senang belajar ekonomi,sejarah, psikologi, dan hubungan internasional. Nomor Gopay : 085156640953 (Arya Ramadhan)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pemerintah Kuasai tempat Tikus Berdasi

5 Juli 2023   10:16 Diperbarui: 5 Juli 2023   10:32 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi di Indonesia: https://pin.it/10L3219

Pemerintah adalah kelompok atau organisasi yang memiliki wewenang khusus untuk mengatur rakyat dan wilayahnya. Sedangkan kuasi menurut KBBI berarti hampir seperti dan seolah-olah. Bisa disimpulkan bahwa pemerintahan kuasi adalah kelompok atau organisasi seolah-olah seperti pemerintahan pada umumnya.

Lanjut, Pemerintah kuasi yang di alami secara umum dirasakan oleh rakyat Indonesia, Salah satunya adalah VOC(Vereenigde Oostindische Compagnie). Tak berlebihan mengatakan demikian, Karena VOC memang awalnya hanya sebatas kongsi dagang asal Belanda yang bertujuan mencari keuntungan dan rempah-rempah semata, Tetapi bertransformasi menjadi kongsi dagang yang tak hanya untuk berdagang, Tapi juga menjadi sebuah "Pemerintahan Kuasi" yang memimpin jalannya perpolitikan Hindia Belanda selama 197 tahun (1602-1799).

Cara penaklukannya pun tak berbeda jauh dengan kerajaan Belanda ketika menjajah Hindia Belanda, yaitu dengan Devide At Impera dan politik diplomasi.

Di Hindia Belanda, VOC mendapatkan surplus ekonomi yang tinggi lewat sistem ekstraktif murni yang didapatkan lewat pajak-pajak pada beberapa sektor seperti pajak kepala(penguasa), Pajak tanah, Pajak lalu lintas perdagangan, dll. Juga, mendapatkan surplus lewat selisih harga beli di Hindia Belanda dengan harga jual di pasar Eropa. Oleh karena itu VOC menjadi kongsi dagang+pemerintah kuasi terkaya dizamannya bahkan menurut beberapa sumber kekayaannya pun menjadi nomor pertama di dunia walaupun dibandingkan perusahaan-perusahaan modern dizaman sekarang.

Lalu bagaimana kongsi dagang yang jumlahnya sangat terbatas itu dapat mengatur dan menaklukkan Hindia Belanda yang teritorialnya amat luas? Jawabannya menurut Prof.Dr. Boediono dalam bukunya Ekonomi Indonesia yaitu dengan memanfaatkan secara maksimal peran penguasa lokal beserta birokrasinya.

Namun nahas, Bagai hening sebelum badai, Tercatat pada belahan kedua abad 18, Perang antara Belanda dan Inggris (1781-1784) serta pendudukan Belanda atas Prancis (1794-1795) sangat mempengaruhi kinerja VOC. Tapi masalah besarnya tak cuman itu, Ternyata praktis korupsi telah merajalela ditubuh VOC sehingga mempengaruhi jumlah pendapatan mereka. Dan pada akhirnya VOC runtuh karena faktor pembusukan dari dalam tersebut.

Dari sudut pandang penulis, VOC adalah salah satu kongsi dagang terbaik di dunia yang pernah ada, dibuktikan dengan kekayaan perusahaan ini belum bisa di tandingi oleh perusahaan-perusahaan besar dizamannya ataupun dizaman sekarang. Juga menjadi kongsi dagang yang efisien dalam mengatur negara jajahannya, padahal jumlah mereka sedikit tetapi bisa mengatur Hindia Belanda yang amat luas ini dalam 1 kekuasaan. Dan ternyata DNA korupsi sudah di sebarkan sejak zaman VOC yang berlanjut pada zaman Kerajaan sampai pada masa republik Indonesia.

Dapat disimpulkan bahwa, orang-orang Eropa adalah penjelajah terbaik dunia yang bisa mengarungi lautan dan samudera walaupun dengan resiko yang besar. Atas kerja keras dan kegigihannya, mereka mendapatkan temuan yang luar biasa tak ternilai yang membuat negara mereka menjadi lebih kaya dan mulai mendominasi perpolitikan global lewat kolonialisme dan imperialisme.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun