Mohon tunggu...
Arya Ramadhan
Arya Ramadhan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Saya sangat senang menulis dan membaca, saya menemukannya ketika sudah kelas 1 SMA. Saya juga tertarik dengan dunia PERS, Jurnalistik, Wartawan dan sebagainya. Saya juga senang belajar ekonomi,sejarah, psikologi, dan hubungan internasional. Nomor Gopay : 085156640953 (Arya Ramadhan)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Akankah Indonesia Bisa Survive sampai 2045?

30 Juni 2023   09:41 Diperbarui: 30 Juni 2023   09:48 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi persatuan Indonesia: aboutsemarang.com

Survive atau bertahan adalah naluri alami setiap manusia. Manusia ketika didalam kondisi dan keadaan sesulit apapun tetapi kalau manusia itu memiliki suatu prioritas maka ia akan bertahan. Sama sama dengan negara, negara seyogyanya adalah kumpulan manusia yang memiliki prioritas yang sama untuk bersatu, tetapi persatuan itu akan pudar tanpa adanya komitmen dan estafet kepemimpinan anak muda yang kompeten. Disini saya akan lebih menekankan point kedua.

Pertama, banyak ahli dari dalam negeri maupun luar negeri berspekulasi bahwa Indonesia dimasa depan nanti akan hancur, terpecah-belah, bahkan mengalami kebangkitan menjadi negara maju. Sebut saja didalam negeri ada pernyataan Prabowo bahwa Indonesia bubar pada 2030 dan diluar negeri ada ramalan dari  Nostradamus yang meramalkan Indonesia di 2037 nanti akan berperang dengan Australia. Tentu semua statement itu akan terjawab apabila kita melihat anak muda zaman kini yang perannya menjadi ujung tombak bangsa di masa depan.

Kedua, Diperkirakan Indonesia akan mengalami bonus demografi pada tahun 2030 atau 2045 nanti, dimana usia produktif lebih banyak dibandingkan usia nonproduktif. Tercatat bonus demografi pernah terjadi di beberapa negara seperti Tiongkok, Jepang, Afrika Selatan, Brazil, dll. 

Bonus demografi ini barangkali hanya terjadi sekali saja disuatu negara. Hal tersebut menjadi tantangan juga ancaman bagi negara yang mengalaminya. Kalau kita menilik sejarah, Misal negara Tiongkok dan Jepang yang berhasil memanfaatkan tantangan tersebut. 

Tetapi berlainan sisi dengan negara Afrika Selatan dan Brazil yang tidak bisa memaksimalkan potensi tersebut. Hal yang sejak awal menjadi harapan sirna menjadi bumerang kencang dan potensi masalah besar pun terdeteksi di negara tersebut.

Ketiga, pertanyaan selanjutnya, sudah siapkah generasi muda Indonesia mengambil tantangan dan potensi tersebut? Perlu dicermati kuantitas tidak selalu berjalan beriringan dengan kualitas, Memang dibeberapa kesempatan kuantitas ada diatas kualitas, Tetapi untuk mencapai cita-cita Indonesia emas 2045 dan menyambut bonus demografi tersebut, Itu semua butuh kontribusi ektra dari setiap penduduk negara terutama anak muda yang sejatinya tubuh mereka masih kuat, pikiran mereka masih hebat, serta kecakapan mereka masih cepat. 

Mungkin hari ini anda bermimpi dapat berkarir di negara-negara "Maju" sana, tetapi 1 hal yang mungkin terjadi apabila cita-cita diatas dapat terwujud, Saya berani katakan, Akan banyak masyarakat dinegara-negara yang sekarang teridentifikasi "Maju" akan berkarir di bumi Pertiwi, Dan mungkin istilah "American Dream" berubah menjadi "Indonesian Dream. Tentu itu tidak sebatas angan-angan saja, Hal tersebut bisa terjadi dan sangat mungkin terjadi ketika pemerintahan masa kini dan masyarakat Aware,siap dan dapat berkerjasama dalam menyambut berkah tersebut.

Keempat, Kesimpulannya adalah suatu perubahan membutuhkan pikiran, Setelah pemikiran butuh aksi individu, Dan setelah itu interpretasi dalam masyarakat umum. Anak muda hari ini adalah pemimpin dimasa depan, Jangan sampai Indonesia hari esok hancur bahkan terpecah belah hanya karena ulah anak muda yang tidak Aware, Tidak siap, dan tidak dapat bekerjasama.

Syukron Jazilan  

-Arya Ramadhan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun