Mohon tunggu...
New Ahmad Zain
New Ahmad Zain Mohon Tunggu... -

Aku itu Pemuda, Politik, Psikologi, Fiorentina, Batistuta, DIY, dan INDONESIA..

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Menanti Sentuhan PSSI untuk generasi Emas Garuda

23 September 2013   12:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:31 857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dahaga akan gelar juara dari cabang olahraga sepakbola akhirnya terpuaskan sejenak tadi malam. Dihadapan Puluhan ribu pasang mata penonton yang datang ke stadion Gelora Delta Sidoarjo, Jawa timur bahkan jutaan pasang mata rakyat Indonesia yang menyaksikan melalui layar kaca MNCTV, Evan Dimas dan kawan-kawan yang tergabung dalam Tim nasional (timnas) U-19 yang menjadi aktor utamanya.

Setelah kemarau gelar Internasional selama 22 tahun dari cabang sepakbola. Malam tadi anak-anak Timnas U-19 memberikan sedikit air penyejuk bagi sepakbola Indonesia dengan meraih gelar Juara piala AFF kelompok U-19. Seperti kita ketahui perjalanan anak-anak asuh Indra Sjafri menuju gelar Juara di turnamen ini tidaklah mudah. Sebelum menembus babak semifinal dan final, anak asuh Indra Sjafri ini harus terlebih dahulu menghadapi Brunei Darussalam, Myanmar, Vietnam, Thailand, Malayasia. Difase Grup ini Evan Dimas harus puas duduk menjadi runner-up grup dibawah Vietnam. Setelah meraih hasil, menang (5-0) ketika jumpa Brunei, menang (1-2) atas Myanmar, kalah (1-2) atas Vietnam, menang (3-1) atas Thailand, dan di partai akhir grup pasukan Garuda muda ini menahan imbang tim Malaysia (1-1)

Setelah lolos dari putaran grup, Garuda muda sudah ditunggu oleh Timor Leste di babak semifinal. Diluar dugaan, tim Timor Leste memberikan perlawanan yang cukup melelahkan. Sehingga anak-anak Indonesia hanya dapat memenangi pertandingan dengan skor (2-0). Berapapun skor yang dicapai, Timnas Indonesia U-19 ini menorehkan sejarah karena berhasil melangkah ke babak final. Dan ternyata di babak final, Skuad Indonesia U-19 ini sudah ditunggu oleh Vietnam, satu-satunya tim yang dapat kalahkan Evan Dimas dkk dibabak Grup.

Ketika sudah menginjakan kaki di final, anak Asuk Indra Sjafri ini bermain dengan sangat militan sekali. tak ada rasa gentar sama sekali dari raut wajah anak-anak Garuda muda ini. dan sesekali pelatih memberikan Instruksi dan motivasi dari pinggir lapangan. dan alhasil anak-anak Indonesia berhasil menahan gempuran Vietnam hingga drama semalam harus disudahi dengan babak adu pinalti. Sungguh luar biasa anak Indonesia ini karena dapat memulangkan Vietnam dengan wajah tertunduk lesu. Ravi Murdianto, Cs dengan heroik dapat menang (7-6) atas Vietnam U-19 dan kemenangan semalam juga menjadi "air minum" bagi bangsa ini yang sudah sangat dahaga akan gelar Juara sepakbola di kancah Internasional.

Pekikan heroik dari segala penjuru bangsa ini pasti sontak ramai dimana-mana terdengar. "INDONESIA JUARA, INDONESIA JUARA" pasti akan sering kita dengar hingga beberapa hari kedepan, atau beberapa bulan kedepan. Selain pekik heroik itu, pasti kita kedepan juga akan sering melihat pemberitaan mengenai kemenangan Evan Dimas, Cs semalam dengan sangat masive dilayar kaca. Pekik heroik dan pemberitaan akan Juara nya Timnas U-19 ini penting, namun janganlah membuat bangsa ini lupa bahwa yang sangat perlu dinantikan oleh tim ini adalah sentuhan PSSI selaku otoritas utama dan tertinggi sepakbola dinegeri ini terhadap generasi-generasi Emas Garuda ini.

Mari kita sedikit menerka-nerka mengenai sentuhan yang akan diberikan oleh PSSI terhadap generasi Emas Garuda ini. Kemungkinan pertama yang mungkin PSSI lakukan, Tim ini akan terus dipertahankan untuk lebih sering bersama. bila kita mengintip kebiasaannya PSSI selama ini. Evan Dimas, Cs apabila disentuh dengan cara seperti ini oleh PSSI besar kemungkinan apabila Timnas U-19 akan "dititipkan" ke salah satu tim yang berlaga di kompetisi reguler meskipun bukan "dititipkan" ke tim yang berlaga di divisi tertinggi. Namun, cara ini tampaknya tidak pernah efektif dilakukan oleh PSSI. terbukti dengan berantakannya "tim titipan" PSSI di klub Persiba Bantul beberapa waktu yang lampau.

Selain kemungkinan diatas, ada kemungkinan selanjutnya dan kemungkinan ini paling sering dilakukan oleh PSSI. kemungkinan itu adalah Bongkar Pasang Timnas. Mari kita ingat-ingat, ada berapa banyak "nama abadi" di kubu timnas?? mungkin hanya nama Bambang Pamungkas (Bepe) dan Kurniawan yang paling abadi dan sering menghiasi Tim nasional Indonesia. Setelah Bepe mengumumkan gantung sepatu, agak sulit Timnas memunculkan "nama abadi" untuk bermain di Timnas. Melalui sistem bongkar pasang ini, terkesan pemain bahkan pelatih hanya "dikontrak satu atau dua turnamen" saja oleh PSSI untuk membela Garuda di kancah Internasional. Apabila sistem bongkar pasang ini terus dipertahankan, maka akan sulit kita menemukan pemain dengan caps yang banyak bahkan hingga ratusan sebagaimana nama-nama seperti Totti untuk Timnas Itali, atau Batistuta di Timnas Argentina. Selain itu, sistem bongkar pasang ini sangat mempengaruhi suasana dan kondisi dari Timnas, dan bukan mustahil membuat Tim Nasional harus dari Nol lagi setiap menghadapi Turnamen Internasional.

Kemungkinan selanjutnya yang mungkin saja dilakukan oleh PSSI adalah membuat Proyek. Masih sangat lekat di ingatan kita apabila PSSI pernah menjnalani beberapa proyek pembinaan pemain. diantaranya proyek Primavera yang mengambil kiblat sepakbola Itali sebagai panutan. lalu di era baru-baru ini kiblat sepakbola PSSI berubah menuju Uruguay, dengan mengirimkan anak-anak muda Indonesia bermain dan berlatih disana. nama SAD Indonesia singkatan dari Sociedad Anónima Deportiva Indonesia yang secara harfiah berarti "korporasi olahraga" dipilih sebagai wadah pembinaan PSSI di Uruguay. Proyek ini memunculkan nama-nama seperti Maldini Pali yang bermain sangat ciamik di Timnas U-19 kali ini. namun, untuk selalu bergantung pada proyek-proyek macam ini, sudah sangatlah tidak efisien dari segi pembiayaan.

Sesungguhnya masih banyak kemungkinan sentuhan PSSI untuk generasi Emas Garuda ini. dan sudilah PSSI bijaksana apabila kelak ingin menyentuh generasi Emas Garuda ini. kini saatnya PSSI menunjukan sentuhan seperti apa yang akan diberikan untuk Evan Dimas Cs ini. akan lebih menarik dan santun, apabila PSSI membiarkan para pemain ini berkembang di Tim nya masing-masing dan PSSI memberi jalan untuk mempromosikan skill mereka ke tim-tim besar yang berlaga di kompetisi lokal atau luar negeri. dan apabila ada Turnamen Internasional yang akan di ikuti, Timnas tetap dipertahankan mungkin dengan tambahan atau pengurangan pemain yang otoritasnya mutlak di tangan tim pelatih. nama Indra Sjafri sangat layak terus dipertahankan untuk melatih anak-anak muda Garuda.

Sentuhan dari PSSI bagaikan kompas penentu arah bagi perkembangan generasi Emas Garuda ini. Prestasi Timnas U-19 ini baru awal dari prestasi Sepakbola Indonesia kedepannya. seperti harapan Pelatih Indra Sjafri yang dikutip oleh media Online, "Pencapaian Timnas U-19 jadi gerbang prestasi lain". jadi sangat menarik bila kita Menanti sentuhan PSSI untuk generasi Emas Garuda, apabila salah sentuh Emas ini akan redup cahayanya, dan apabila benar dalam menyentuh Emas ini akan semakin berkilau. *** (AZ)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun